Kata melasti juga sering disebut mekiis (melis). Dalam agama Hindu, lambang pembersihan adalah lis yang biasanya digunakan oleh umat Hindu pada saat acara keagamaan untuk melakukan pembersihan. Sehingga dapat diartikan bahwa melis/mekiis/melasti itu merupakan pembersihan atau penyucian.
Secara sastra, yaitu dalam Lontar Sunarigama, upacara melasti dilaksanakan empat atau tiga hari sebelum hari suci Nyepi. Namun ada juga beberapa wilayah yang melaksanakan upacara melasti dua hari sebelum Nyepi.
Menurut seorang pemerhati tradisi dan budaya Bali, I Nyoman Suwija, hal tersebut mungkin saja terjadi karena adanya desa kala patra. Yang dapat dijabarkan bahwa desa itu desa, kala itu waktu, dan patra itu keadaan. Jadi, mungkin saja desa yang bersangkutan memiliki sebuah alasan khusus sehingga tidak memungkinkan melakukan melasti empat atau tiga hari sebelum Nyepi.
Di balik perbedaan waktu upacara melasti tersebut, tujuan utama dari melasti itu tetap sama yakni pembersihan atau penyucian jagat (bumi) menjelang hari suci Nyepi.
Sejatinya, pelaksanaan upacara melasti bertujuan untuk meningkatkan rasa bhakti kepada Tuhan agar senantiasa diberikan kekuatan, menghanyutkan segala penderitaan masyarakat, menghilangkan kotoran yang ada dalam diri, serta kerusakan alam semesta.
“Secara filosofis, melasti merupakan kegiatan menyucikan bhuana agung dan bhuana alit. Termasuk membersihkan dan menyucikan pratima atau yang lainnya yang berada di semua pura. Disucikan ke pusat-pusat tirta amerta suci, yaitu di antaranya ke laut karena laut merupakan sumber tirta amerta,” kata Nyoman Suwija.
Jika diartikan secara sederhana, upacara melasti secara filosofis memiliki arti atau makna yaitu nunas (meminta) tirta amerta, penyucian bhuana agung (alam semesta) dan bhuana alit dalam menyambut tahun baru saka, tepatnya pada tanggal satu sasih kadasa yaitu hari raya Nyepi.
Prosesi upacara melasti
Menggelar upacara keagamaan tentunya terdapat beberapa tahapan di dalamnya.
Proses upacara melasti diawali dengan kegiatan mereresik (membersihkan alam) baik itu di pura maupun di sanggah/merajan (tempat sembahyang di rumah bagi umat Hindu).