Seusai upacara melasti, biasanya umat Hindu di desa masing-masing datang (medek tangkil) ke Pura Desa (Bale Agung) untuk menghaturkan bhakti meminta penyucian diri.
Dua hari setelah upacara melasti yaitu tepatnya pada hari pengerupukan, pratima yang malingga di Bale Agung diusung kembali ke pura masing-masing banjar oleh umat Hindu.
Prosesi dari melasti itu sendiri merupakan mengiring Ida Bhatara mesucian sekaligus nunas (meminta) tirta amerta ke pantai, dan dilanjutkan dengan menghaturkan sembah bhakti meminta atau memohon pembersihan diri dalam menyambut tahun baru saka yaitu hari raya Nyepi.
Di sisi lain, upacara melasti dianggap sebagai salah satu momen unik menjelang perayaan hari suci Nyepi. Umat hindu beramai-ramai menuju ke pantai dengan mengusung pratima menggunakan pakaian putih yang terlihat begitu elok dipandang.
Ada yang menggunakan transportasi untuk menuju ke pantai dan ada juga yang berjalan kaki dari desanya hingga sampai ke pantai untuk melaksanakan melasti.
Upacara melasti ini menjadi sebuah pemandangan yang begitu menarik bagi wisatawan ketika melihat keramaian dan rasa antusias umat Hindu melakukan ritual tersebut dengan tujuan pemuliaan alam Bali beserta isinya.