"Gerhana matahari tersebut dimulai pada pukul 09.33 hingga 11.54 WIB dan puncak gerhana terlihat pada 10.41 WIB. Untuk di Bengkulu gerhana matahari terlihat sebagian," kata Analis Gempa Bumi BMKG Kepahiang Sabar Ardiansyah saat di dikonfirmasi di Kabupaten Kepahiang, Kamis.
Ia mengatakan fenomena gerhana matahari terjadi setiap 8,8 tahun sekali atau sejak 2000 Sebelum Masehi (SM) hingga 3000 M sekitar 569 kali terjadi gerhana matahari hibrida.
Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu Anang Anwar menambahkan bahwa peristiwa gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin yang terjadi secara berurutan dalam satu fenomena gerhana cukup langka terjadi.
"Di Bengkulu, fenomena gerhana matahari hibrida tahun ini terjadi berupa gerhana matahari sebagian, sementara gerhana matahari cincin tidak dapat diamati," ujarnya.
Untuk di wilayah Provinsi Bengkulu yang dilalui gerhana matahari sebagian dengan magnitudo gerhana terentang antara 0.384 di Kabupaten Kaur hingga 0.283 di Kabupaten Mukomuko.
Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Bengkulu Muhammad Abdu menerangkan fenomena alam gerhana matahari hibrida tersebut tidak mempengaruhi proses pemantauan hilal yang akan dilakukan pada penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah.
Lebih lanjut ia mengatakan fenomena tersebut dilihat dari segi agama merupakan kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta'ala (SWT) sehingga masyarakat diminta untuk melaksanakan ibadah sunah, seperti shalat gerhana dan berdoa akan kebesaran Tuhan.
"Fenomena alam ini ada yang mengatur. Bahwa kalau umat Islam ketika melihat kebesaran Allah seperti itu, kita ucapkan Subhanallah itu kebesaran Allah yang luar biasa. sepertinya semua fenomena alam itu pasti ada rahasia dibalik itu," sebut Abdu.