Jokowi dan logika jalan mulus
Sabtu, 6 Mei 2023 17:10 WIB 1412
China juga aktif menawarkan diri membangunkan jalan raya yang mulus dan lapang kepada mitra-mitranya di Asia Tenggara, Asia Tengah, sampai Timur Tengah dan Afrika.
Keyakinan China ini berpijak pada kisah suksesnya sendiri dalam menghubungkan daerah-daerah tanpa kecuali, dengan menghadirkan jalan raya yang mudah dan cepat dilalui siapa pun.
Manusia pun dihubungkan dan didekatkan satu satu sama lain sehingga bisa saling berbagi untuk kemudian saling mendorong dalam memajukan diri dan sekaligus menutup kesenjangan.
Ini karena jalan raya yang bagus adalah tentang akses, tentang mengelola waktu serta energi, dan tentang kesempatan yang bisa mendorong siapa pun semaju mereka yang lebih maju.
Pandangan itu sebenarnya diyakini banyak kalangan di Indonesia. Di antara yang paling menonjol dari semua itu tentu saja Presiden Joko Widodo.
Jokowi sudah dan tengah mewujudkan sebagian ambisi membangun banyak jalan dan infrastruktur-infrastruktur vital lainnya, termasuk jalan tol, di antaranya Trans Jawa, Trans Sumatera, bahkan Kalimantan kini memiliki jalan tol sendiri.
Lain dari itu, jalan yang mulus tidak semata tentang transportasi dan konektivitas, tapi juga berkaitan dengan kesehatan sosial, fisik, dan mental.
Dalam laporannya pada 2015, Bank Dunia menyatakan jalan raya adalah "Arteri melalui mana kegiatan ekonomi berdenyut. Perannya dalam menghubungkan produsen dengan pasar, pekerja dengan pekerjaannya, pelajar dengan sekolahnya, dan orang sakit dengan rumah sakit, membuat jalan sangat penting untuk setiap agenda pembangunan."
Bank Dunia menyebut setiap agenda pembangunan, yang artinya jalan raya penting untuk semua aspek pembangunan, tak hanya ekonomi.
Kenyataannya, sudah banyak studi menunjukkan jalan raya yang mulus nan bebas dari kerusakan dan kemacetan, membuat waktu bisa lebih dikelola dengan baik dan perencanaan menjadi lebih mudah diwujudkan sehingga target-target menjadi lebih cepat direalisasikan dengan hasil yang lebih efektif dan lebih efisien.
Lebih penting lagi, membangun jalan yang baik dan bagus adalah juga tentang keberpihakan pemimpin kepada rakyat.
Ini karena jalan yang bagus membuat orang terhubung satu sama lain sehingga interaksi seintensif ini mendorong hidup yang lebih baik dan lebih maju.
Sebaliknya, jalan yang buruk membuat orang terputus dari peluang sehingga menutup kesempatan untuk hidup lebih baik dan membuat tetap tertinggal dari yang lain.
Untuk itu, kunjungan Jokowi ke Lampung harus dipahami sebagai upaya mengembalikan kesadaran mengenai arti penting jalan raya dalam konektivitas demi Indonesia yang lebih baik dan maju.
Editor: Achmad Zaenal M