Phnom Penh, Kamboja (ANTARA) - Hutan di kawasan Candi Angkor Wat masih gulita, ketika beberapa sosok berseragam dasar hitam kombinasi sentuhan batik abstrak berwarna merah turun dari mini bus menuju deretan tenda darurat yang dibangun oleh panitia SEA Games ke-32 Kamboja.
Di tenda terdepan sebelah kanan yang berlabel tulisan “Indonesia”, mereka berhenti, lalu masuk sambil meletakkan beberapa tas yang mereka bawa di lantai kayu. Mereka kemudian sibuk. Ada yang mengeluarkan makanan dan minuman, ada yang mengeluarkan beberapa Bendera Merah Putih dari tas yang kemudian diletakkan di meja, ada pula yang membuka laptop, dan ada yang mengamati dengan serius secarik kertas, seperti peta rute.
Tenda-tenda darurat itu didirikan sebagai posko kontingen masing-masing negara yang mengikuti lomba atletik nomor maraton dan jalan cepat SEA Games ke-32 Kamboja. Dipilihnya lokasi lomba di tengah hutan kawasan Candi Angkor Wat adalah bagian dari upaya panitia untuk mempromosikan Angkor Wat sebagai primadona wisata Budaya negeri Kamboja melalui ajang SEA Games.
“Sudah masuk waktu Shalat Subuh belum ya? Minjem sajadahnya dong Pak Mus,” kata seorang anak muda kepada pria paruh baya yang dipanggil Pak Mus.
Pak Mus mengambil sajadah dari tas hitamnya dan diserahkan ke anak muda yang kemudian mengambil sebotol air mineral untuk berwudu.
Pak Mus pun membuka sepatu olahraganya dan berkemas untuk menunaikan Shalat Subuh. Sesaat tenda darurat serasa seperti mushala kecil dengan lantunan bacaan shalat yang perlahan, namun terasa syahdu di kesunyian subuh Hutan Angkor.
Selesai menunaikan shalat dua rakaat, Pak Mus menengadahkan tangannya, berdoa. Ritual yang biasa ia lakukan seusai shalat. Namun, kali ini sedikit berbeda, ada tambahan doa mohon kelancaran menunaikan tugas negara agar Bendera Merah Putih bisa berkibar dan lagu Indonesia Raya berkumandang di kawasan Angkor Wat, sebagai buah dari kemenangan tim atletik Indonesia.
Dia sudah bangun jam dua waktu setempat, karena memang banyak yang harus disiapkan untuk anak-anak asuhnya berlari, dan nomor maraton dimulai jam enam pagi.
Pak Mus bernama lengkap Drs. Mustara Musa, MPd. Dia adalah manajer tim atletik Indonesia di SEA Games ke-32 Kamboja. Di pundak Pak Mus dan kawan-kawan lah tanggung jawab mengelola segala urusan pendukung untuk menyukseskan misi atletik Indonesia mencapai target yang sudah ditentukan.
Tentu, Pak Mus dan kawan-kawan pun ikut terlibat menentukan target berdasarkan peta kekuatan, data-data atlet, serta kondisi terkini di lapangan yang dia punya. Pak Mus pun terlibat dalam pemilihan atlet dan pelatih.
Di SEA Games edisi ke-32 ini, tim atletik ditargetkan menyumbang 5 medali emas untuk kontingen Indonesia dan target itu bukan hanya tercapai, tapi terlampaui karena sepanjang lomba nomor atletik yang dimulai 6 Mei dan berakhir 12 Mei, cabang atletik total menyumbang 7 medali emas, 3 medali perak, dan 9 medali perunggu untuk membantu kontingen Indonesia mencapai target 60 medali emas dan bertahan di posisi tiga besar pesta olahraga antarnegara kawasan Asia Tenggara ini.
Air “ajaib” hingga kacamata
Berbekal ilmu keolahragaan yang ia tekuni di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) serta pengalaman luas sebagai atlet maupun pembina olahraga, Mustara Musa tentu sangat paham secara ilmiah tentang cara mempersiapkan seorang atlet menjadi juara.
Nyanyi sunyi di balik hattrick emas atletik di Angkor Wat
Minggu, 14 Mei 2023 16:30 WIB 687