Cermin toleransi kala menyambut biksu thudong
Rabu, 31 Mei 2023 9:12 WIB 1134
Warga Getasan Kabupaten Semarang, Ita Sri utami (41), yang tidak sempat menyambut biksu thudong di Ambarawa menyempatkan hadir di Kota Magelang bersama keluarganya dengan membawa beberapa botol minuman untuk diberikan kepada biksu.
"Kami menyempatkan waktu untuk menyambut kedatangan biksu karena kemarin waktu di Ambarawa tidak bisa ikut. Ini sebuah berkah, karma baik, kami dapat bertemu biksu thudong yang belum tentu seumur hidup kami ada acara seperti ini," katanya.
Ketika mereka beristirahat di kompleks Kelenteng Liong Hok Bio, disiapkan puluhan terapis yang tergabung dalam Perkumpulan Penyehat Tradisional Indonesia (PPTI). Mereka secara suka rela melakukan terapi kepada para biksu yang telah melakukan perjalanan jauh.
Anggota PPTI ini bukan hanya dari Kota Magelang, melainkan juga dari luar kota, seperti Jakarta, Yogyakarta, dan Semarang, yang bergabung dalam rangka bakti sosial.
"Kegiatan kami membantu menerapi para biksu maupun pendamping yang telah melakukan perjalanan jauh. Dalam pemijatan, kami menggunakan alkohol dan minyak zaitun" kata Koordinator PPTI Hendri Kauman.
Peserta thudong Biksu Kantadhammo sangat terkesan dengan sambutan yang luar biasa dari masyarakat di Kota Magelang ini.
"Ternyata sambutan di Kota Magelang juga antusias, sungguh luar biasa," katanya.
Ia mengaku dalam perjalanan dari Thailand, Malaysia, dan Singapura bisa melakukan meditasi. Akan tetapi setelah sampai di Indonesia, sedikit sekali waktu untuk meditasi karena harus banyak menyapa masyarakat.
"Saling bertegur sapa, selain meditasi. Ini bagian kami dari para biksu untuk berbagi kasih. Ini tidak mengganggu meditasi, justru menandakan adanya toleransi," katanya.
Perjalanan para biksu dari Thailand ke Borobudur berjalan kaki baru kali pertama dilakukan. Mereka sering melakukan perjalanan toleransi di setiap negara, namun belum pernah melakukan di Indonesia.
Sebagai biksu yang membawakan misi cinta kasih, pihaknya berharap toleransi di Indonesia terus dipertahankan. Apalagi masyarakat Indonesia terkenal ramah tamah, murah senyum, dan rukun.
Menurut dia, pengalaman di negara-negara lain yang dilalui hampir sama, tetapi untuk Indonesia luar biasa karena saling menyapa, toleransi di Indonesia luar biasa.
Keramahtamahan masyarakat Indonesia menunjukkan tidak ada persoalan apa pun terkait dengan etnis, agama, maupun latar belakang lainnya.
Sambutan warga masyarakat tersebut menjadi cermin yang memantulkan realitas sosial betapa toleransi sesungguhnya menjadi keseharian bangsa Indonesia.
Setelah bermalam di Kelenteng Liong Hok Bio, rombongan biksu akan melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur yang diawali dengan ritual pindapata di Jalan Pemuda Kota Magelang.
Editor: Achmad Zaenal M