Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhewanthi mengatakan emisi sektor energi masih diproyeksikan meningkat karena perlu untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri.
"Indonesia dari segi tingkat konsumsi energi masih jauh dibanding rata-rata negara dengan middle income country. Saat kebutuhan energi dipenuhi, kita sudah bisa menyeimbangkan dari sektor kehutanan," ujarnya dalam pernyataan yang dikutip di Jakarta, Selasa.
Laksmi menuturkan upaya Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sudah mengikuti alur yang telah direncanakan dalam hal pengendalian perubahan iklim, terutama dari sektor kehutanan.
KLHK mencanangkan kebijakan Indonesia's Forestry and other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030.
Folu Net Sink adalah sebuah kondisi yang ingin dicapai dimana tingkat serapan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya pada tahun 2030 akan seimbang atau bahkan lebih tinggi dari tingkat emisi yang dilepas.
Sasaran implementasi kebijakan tersebut adalah tercapainya tingkat emisi gas rumah kaca sebesar minus 140 juta ton setara karbondioksida.
Kebijakan penurunan emisi karbon melalui Program Folu Net Sink 2030 menggunakan empat strategi utama yakni menghindari deforestasi, konservasi dan pengelolaan hutan lestari, perlindungan dan restorasi lahan gambut, serta peningkatan serapan karbon.
Laksmi mengungkapkan bila sektor energi masih menyumbang emisi pada masa depan, maka sektor kehutanan kemungkinan sudah bisa lebih duluan mengurangi emisi supaya ada keseimbangan antara beragam sektor di Indonesia.
"Karena kita harus tetap membangun dan kita berharap pembangunannya menjadi pembangunan yang berkelanjutan," pungkasnya.
Update Berita Antara Bengkulu di Google News