"Kiranya harus bijak menghadapi Pemilu dan Pilkada 2024 sehingga profesionalitas kita, integritas kita terjamin," kata Asisten III Pemerintah Provinsi Bengkulu Nadar Munadi di Bengkulu, Selasa.
Dia menjelaskan sebagai aparatur sipil negara di pemerintahan pusat tidak terlalu banyak tekanan yang mengganggu atau membahayakan netralitas ASN.
Namun, ASN di daerah banyak hal yang bisa mengusik netralitas aparatur karena bersentuhan langsung atau berada langsung di tengah-tengah masyarakat.
"Contohnya, ternyata ada kerabat, orang terdekat atau sosok-sosok yang akrab dengan ASN maju mencalonkan diri dalam pemilu atau pemilihan kepala daerah," katanya.
Para calon tentunya meminta dukungan ke masyarakat, apalagi sahabat atau kerabat terdekat meskipun kerabat tersebut merupakan seorang ASN.
Hal itu tentu membuat ASN berada dalam posisi sulit dan kalau terpengaruh maka akan membuat aparatur sipil negara tidak lagi netral dan profesional. Oleh karena itu, para ASN diminta untuk lebih bijak menghadapi pemilu dan pilkada.
"ASN di daerah kadang-kadang dihadapkan pada konflik kepentingan, apalagi setelah pilkada, selalu dihadapkan konflik kepentingan. Namun demikian, sekali lagi mari tetap profesional dalam menghadapi tugas-tugas, menghadapi pesta demokrasi di negara kita ini," ujarnya.
Untuk menjamin ASN bersikap netral dan profesional, tambah Munadi, Pemerintah Provinsi Bengkulu pun menggelar sosialisasi soal netralitas ASN dengan mengundang pembicara dari KASN.
Sosialisasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan literasi dan wawasan ASN terhadap netralitas, integritas dan profesionalitas dalam bertugas.
Untuk menjamin ASN bersikap netral dan profesional, tambah Munadi, Pemerintah Provinsi Bengkulu pun menggelar sosialisasi soal netralitas ASN dengan mengundang pembicara dari KASN.
Sosialisasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan literasi dan wawasan ASN terhadap netralitas, integritas dan profesionalitas dalam bertugas.