500 hari perang Ukraina-Rusia, antara lanjut dan berdamai
Minggu, 9 Juli 2023 18:57 WIB 6890
Dalam era ini, heroisme sama pentingnya dengan menyelamatkan nyawa manusia. Orang-orang pun menjadi sensitif dengan hilangnya nyawa manusia, apalagi jika jumlahnya puluhan ribu.
Mungkin, karena alasan itu pula Putin menolak mobilisasi total militer Rusia, dengan hanya melakukan mobilisasi parsial.
Saking ingin menepis ketakutan penduduk mengenai jatuhnya korban jiwa dalam jumlah besar, Putin tak mau menyebut petualangan Rusia di Ukraina sebagai "perang", melainkan "operasi militer khusus" yang berkonotasi lebih lembut ketimbang "perang".
Kini, ketika semuanya seperti tengah menjadi jalan buntu, negosiasi pun menjadi pilihan. Masalahnya, opsi itu pun akan pelik untuk pihak-pihak yang bersengketa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan bahwa perundingan damai tak boleh menggadaikan sejengkal pun wilayah Ukraina, termasuk Krimea. Namun, Zelenskyy tahu pasti Rusia tak akan mundur dari sikapnya.
Baca juga: Ukraina kembali bantah tuduhan Rusia tentang "bom kotor"
Sebaliknya, Rusia tahu pasti bersikukuh dengan sikapnya, sama halnya dengan mendorong Ukraina semakin cepat bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Jika itu terjadi, maka perbatasan langsung Rusia dengan NATO bakal memanjang.
Sebelum Rusia menginvasi Ukraina, hanya Estonia dan Latvia yang menjadi daerah-daerah NATO yang berbatasan langsung dengan Rusia, selain Kaliningrad yang diapit Polandia dan Lithuania.
Kaliningrad adalah kantong wilayah Rusia yang terpisah dari daratan besar Rusia, seperti distrik Oecusse-Ambeno di Timor Leste, yang dijepit Nusa Tenggara Timur di bagian barat, timur, dan selatannya.
Kini, perang Ukraina malah memperpanjang perbatasan langsung Rusia dengan NATO, setelah Finlandia masuk blok pertahanan ini.
Tak terbayangkan jika Ukraina juga masuk NATO. Hanya Belarus dan Georgia yang menjadi negara penyangga tersisa untuk Rusia. Itu pun jika Georgia memupus keinginan bergabung dengan NATO.
Skenario-skenario seperti itu justru bisa makin mempercepat terwujudnya perundingan damai, walaupun Rusia dan Ukraina akan dipaksa memberikan konsesi-konsesi besar.
Tak apalah, demi menyelamatkan umat manusia dan memuliakan lagi perdamaian.