Menguak ambisi Turki menjadi anggota Uni Eropa
Kamis, 13 Juli 2023 9:22 WIB 1053
Sekitar tujuh tahun tidak ada negosiasi yang signifikan setelah kudeta gagal tersebut, tiba-tiba Erdogan mengangkat kembali topik ini, terkait keinginan Swedia bergabung ke NATO.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg ketika diminta komentar mengenai pernyataan Erdogan menyatakan bahwa meski dirinya mendukung keanggotaan Turki di EU, sepanjang yang dia ketahui bahwa Swedia telah memenuhi kondisi yang diperlukan untuk bergabung dengan NATO.
Sinan Ulgen, mantan diplomat dan direktur Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Luar Negeri yang berbasis di Istanbul, menyatakan bahwa langkah Erdogan tidak akan memperkuat posisi Turki di KTT NATO di Vilnius.
"Sisi positif dari langkah kejutan ini adalah Turki masih memiliki sudut pandang untuk keanggotaan EU. Namun, sukar untuk dikatakan bahwa langkah itu akan membantu kemajuan dalam pengajuan keanggotaan Turki ke EU," katanya, dikutip dari Reuters.
Dalam sebuah paparan di dalam laman debatingeurope.eu, disebutkan sejumlah argumen prokontra terkait Turki yang ingin menjadi anggota EU.
Baca juga: Erdogan tegaskan Turki tak terprovokasi pembakaran Al-Qur'an di Swedia
Di bagian pro, disebutkan bahwa secara geografis, Turki merupakan jembatan antara Eropa dan Asia, sehingga akan membangkitkan hubungan antara Eropa dengan kawasan yang sedang berkembang pesat, terutama dengan masuknya Turki akan menambah sekitar 80 juta konsumen baru ke pasar bersama tersebut.
Namun, di bagian yang kontra, disebutkan bahwa khususnya dengan percobaan kudeta pada 2016, Turki dinilai tidak serupa dengan kedewasaan demokrasi gaya Eropa, serta opini publik di EU cenderung menentang masuknya Turki, dan tradisi kultural Turki berbeda secara fundamental dengan Eropa.
Menurut seorang pejabat EU yang berbicara anonim kepada situs cnbc.com pada Selasa (11/7), menyatakan Erdogan mengungkit kembali tentang aksesi Turki ke EU karena Erdogan dinilai membutuhkan bantuan finansial untuk negaranya.
Namun, Ozgur Unluhisarcikli, direktur kantor Ankara untuk lembaga pemikir German Marshall Fund mengatakan bahwa persoalannya lebih dari sekadar uang, tetapi Erdogan mengharapkan hubungan yang lebih khusus.
Krisis ekonomi
Media middleeasteye.net dalam artikel bertajuk "Why is Erdogan linking Sweden’s Nato bid to Turkey’s EU membership?" pada 10 Juli 2013 mengingatkan bahwa Turki saat ini sedang mengalami krisis ekonomi dengan inflasi yang meningkat, serta bantuan keuangan dari Rusia dinilai tidak cukup memadai untuk membalikkan keadaan.