Menguak ambisi Turki menjadi anggota Uni Eropa
Kamis, 13 Juli 2023 9:22 WIB 1051
Untuk itu, Turki dinilai membutuhkan masuknya banyak investor dari negara-negara Barat, seperti dari kawasan Uni Eropa, untuk membantu mengatasi persoalan perekonomiannya.
Menanggapi Erdogan yang mengangkat kembali isu aksesi, Komisi Eropa menegaskan bahwa persoalan aksesi ke EU dengan keanggotaan NATO adalah dua hal yang terpisah dan tidak paralel.
Dana Spinant, wakil kepala juru bicara untuk Komisi Eropa, pada Senin (10/11) menyatakan bahwa Uni Eropa memliki proses yang sangat terstruktur dari proses perluasan anggotanya, dengan langkah-langkah yang sangat jelas yang perlu diambil setiap negara kandidat, dikutip dari media euronews.com.
Begitu pula Kanselir Jerman Olaf Scholz di Berlin juga menyatakan kepada wartawan bahwa dua isu tersebut tidaklah koheren.
Baca juga: Kemenangan Erdogan berpotensi perkuat "status quo" perang di Ukraina
Hal serupa juga diucapkan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller kepada wartawan bahwa aspirasi Turki untuk bergabung dengan EU adalah isu yang terpisah dengan bergabungnya Swedia ke dalam aliansi militer NATO.
Sementara itu, juru bicara Kremlin (sebutan bagi pemerintah Rusia) Dmitry Peskov, sebagaimana dikutip Reuters pada Selasa (11/10), mengingatkan bahwa Turki seharusnya tidak berilusi akan bergabung dengan Uni Eropa.
Peskov menyatakan bahwa Turki dapat saja mengorientasikan dirinya kepada Barat, karena secara historis terdapat periode di mana negara tersebut berorientasi ke Barat, tetapi pada saat ini dinilai masih banyak warga Eropa yang tidak menginginkan Turki bergabung dengan EU.
Dengan berbagai pandangan tersebut, secara umum dapat disampaikan bahwa selama pihak Turki dan Uni Eropa masih belum memberikan sebuah terobosan yang signifikan kepada aspirasi masuknya Turki ke EU, maka tampaknya hentakan yang mengejutkan dari Erdogan ini hanya akan berakhir seperti jalan di tempat.
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News