Melihat peluang Australia dan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia 2034
Senin, 28 Agustus 2023 10:48 WIB 1128
Menyelenggarakan Piala Dunia FIFA di lebih dari satu negara sudah lazim sejak Jepang dan Korea Selatan melakukannya pada 2002.
Bahkan tiga tahun nanti pada 2026, Piala Dunia akan digelar di tiga negara Amerika Utara (Concacaf), yakni Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko.
Sebelum itu, Euro 2020 yang diadakan telat setahun karena pandemi, bahkan diadakan di 11 negara, yang membentang dari Glasgow di Inggris sampai Baku di Azerbaijan sejauh 5.300 km, dan dari Seville di Spanyol sampai St Petersburg di Rusia sejauh 4.480 km.
Sementara dalam Piala Dunia 2026, turnamen ini akan membentang sejauh 4.790 km, dari tempat terjauh di utara di Vancouver, Kanada, sampai venue paling selatan di Mexico City, Meksiko.
Oleh karena itu, tak aneh jika Australia menggandeng Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034, walaupun jaraknya bisa lebih jauh lagi. Misal, jarak Jakarta ke Sydney saja mencapai 5.490 km.
Indonesia juga memiliki basis penggemar sepak bola yang besar yang juga menjadi pasar menarik untuk industri sepak bola, di mana, menurut penelitian Trade Desk pada September 2022, 78 persen penduduk Indonesia adalah penggemar sepak bola.
Baca juga: Olga Carmona duka dan bahagia di tengah perayaan juara Piala Dunia Wanita 2023
Indonesia sendiri berencana mengajukan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA bersama negara-negara ASEAN lain. Tapi mungkin, lebih baik jika menggandeng pula Australia dan Selandia Baru, jika konstelasi suara anggota federasi sepak bola kawasan menjadi sangat menentukan.
Jika tiga kawasan ini mengajukan diri menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2034, maka minimal sudah mengantongi 25 suara (11 suara AFF, 13 suara Oseania, dan satu suara Australia).
Angka itu masih jauh dari minimal separuh dari 211 anggota FIFA yang dibutuhkan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia. Oleh karena itu butuh suara tambahan dari konfederasi kawasan lain.
Tantangan Australia, Indonesia, dan ASEAN menjadi lebih berat lagi, karena Arab Saudi yang sama-sama anggota Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) juga membidik Piala Dunia 2034, setelah gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.
Saudi, bahkan menggandeng Mesir dan Yunani. Ini adalah strategi Saudi guna mendapatkan dukungan dari konfederasi kawasan, selain AFC. Mesir adalah anggota Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) yang total memiliki 54 anggota, sedangkan Yunani berasal dari badan sepak bola Eropa (UEFA) yang beranggotakan 55 negara.
Jadi, jika prosesnya semulus dalam taksiran, maka dari konfederasi itu saja, Saudi mendapatkan jaminan 109 suara. Saudi sendiri tengah habis-habisan guna menjadi tuan rumah Piala Dunia, termasuk menduniakan kompetisi lokal mereka, termasuk dengan membeli bintang-bintang dunia, semacam Cristiano Ronaldo.
Keadilan kawasan
Namun demikian, keadilan kawasan kadang menjadi bahan pertimbangan.
Salah satu kegagalan Saudi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026 adalah pandangan dari FIFA dan AFC bahwa benua yang sama (Asia) tak dapat menyelenggarakan turnamen itu secara berturut-turut.