Bengkulu, (Antara) - Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Provinsi Bengkulu akan mencanangkan gerakan antikekerasan terhadap perempuan dan anak melalui "long march", diikuti 1.000 orang yang digelar di kawasan wisata Pantai Panjang pada Selasa (21/4).
"Bertepatan dengan Hari Kartini 2015 kami mengajak seluruh masyarakat untuk bergabung dalam gerakan nasional antikekerasan terhadap perempuan dan anak," kata Kepala BP3A Provinsi Bengkulu Diah Irianti di Kota Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Provinsi Bengkulu semakin mengkhawatirkan tetapi belum menjadi perhatian banyak pihak, terutama pemerintah daerah.
Apalagi kasus incest atau pemaksaan hubungan seksual yang terjadi pada pasangan yang memiliki hubungan darah semakin tinggi di daerah itu.
"Kami ingin menggugah semua pihak untuk lebih respon terhadap kasus incest yang banyak terjadi di lingkungan keluarga dan masyarakat," ujar dia.
Diah juga menyesalkan bahwa dalam dokumen Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) kabupaten dan kota, tidak ada yang menyinggung tentang penanggulangan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Kegiatan "long march" yang direncanakan akan diikuti Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah dan Ketua DPRD Provinsi Bengkulu Irsan Fajri dan sejumlah pejabat daerah lainnya diharapkan menjadi momentum untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Keterlibatan semua pihak mulai dari sektor pendidikan hingga penceramah agama menurut Diah sangat diperlukan untuk menanggulangi kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Diah mengajak masyarakat untuk bergabung dalam kampanye yang digelar dengan berjalan kaki dari kawasan Rafflesia Hotel menuju Sport Center Pantai Panjang Bengkulu.
Pada kesempatan tersebut para peserta akan membubuhkan tanda tangan pada kain putih sepanjang 10 meter sebagai bentuk dukungan menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
***4***
Bengkulu canangkan gerakan antikekerasan perempuan dan anak
Senin, 20 April 2015 9:50 WIB 1970