Jakarta (ANTARA) - Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) 2023 menghasilkan transaksi dagang senilai 407,34 juta dolar AS atau sekitar Rp6,4 triliun, demikian diungkapkan Kementerian Luar Negeri RI, Selasa.
Forum yang diadakan di Jakarta pada 16-18 Oktober tersebut dianggap Kemlu RI telah sukses menjadi jembatan bagi kerja sama yang lebih kuat antara para pelaku usaha Indonesia dan negara-negara di kawasan tersebut.
“Bagi kami yang penting adalah menyiapkan satu platform di mana para pelaku usaha bisa bertemu, bertukar ide, dan syukur-syukur menemukan kecocokan dalam melakukan usaha —baik dalam bentuk dagang, peluang kerja sama, atau investasi,” kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemlu Umar Hadi dalam konferensi pers usai Forum Bisnis INA-LAC, Selasa malam.
Nilai 407,34 juta dolar tersebut terdiri dari potensi transaksi bisnis senilai 388,59 juta dolar AS dan transaksi bisnis konkret 18,75 juta dolar AS, menurut pernyataan Kemlu RI.
Potensi dan transaksi konkret itu berasal berasal sejumlah sektor, yakni otomotif, minyak kelapa sawit beserta turunannya, briket arang, makanan dan minuman, furnitur dan home decor, farmasi, busana, kesehatan, dan kecantikan, kata Kemlu.
Pencapaian itu disebutkan dihasilkan melalui 57 pertemuan business matching selama dua hari penyelenggaraan Forum Bisnis INA-LAC tahun ini.
Kegiatan itu, yang dihadiri 636 peserta dari Indonesia maupun dari 13 negara Amerika Latin dan Karibia, juga menghasilkan penandatanganan sembilan naskah kerja sama dan satu kesepakatan bisnis.
Beberapa di antara kesepakatan bisnis yang bernilai besar adalah rencana pembelian produk ban senilai 10 juta dolar AS oleh BADAX Comercial (Brazil) dari EP Tyres serta dan briket batu bara senilai 1,2 juta dolar AS dari CV Radiant Suryatama.
Selain itu, ada rencana pembelian 1.500 MT minyak goreng senilai 1,9 juta dolar AS oleh Zendra Import SAC (Peru) dari PT Megasurya Mas.
Sejak pertama kali diinisiasi Kemlu pada 2019, Forum Bisnis INA-LAC telah membuka jalan bagi Indonesia untuk semakin “mendekatkan” diri dengan kawasan Amerika Latin dan Karibia, lewat jalur perdagangan dan investasi.
Saat ini, telah terbangun jaringan bisnis INA-LAC yang memfasilitasi Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dengan mitra-mitra mereka di 22 negara yang ada di kawasan tersebut.
“Ini tak lepas dari perjuangan para duta besar kita di negara-negara Amerika Latin dan Karibia untuk meyakinkan kamar dagang dan industri setempat untuk berhubungan secara kelembagaan dengan KADIN Indonesia,” kata Umar.
Forum Bisnis INA-LAC juga membantu mewujudkan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) Indonesia-Chile untuk perdagangan barang, dan akan dilanjutkan perundingan kedua negara untuk FTA perdagangan jasa.
Selain dengan Chile, pemerintah Indonesia bertujuan membentuk FTA dengan Peru serta Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dengan blok perdagangan MERCOSUR yang beranggotakan empat negara yakni Argentina, Brazil, Paraguay, dan Uruguay.
Untuk meneruskan pencapaian Forum Bisnis INA-LAC, Indonesia berencana melanjutkan penyelenggaraan forum tersebut tahun depan di Lima, Peru —dalam rangka Peru sebagai tuan rumah KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 2024.