Tiga gol balasan ke gawang Spanyol dalam semifinal Euro U1-7 dicetak oleh winger dan striker mereka yang cepat; Tidiam Gomis, Yanis Issoufou dan Mathis Lambourde.
Gomis dan Lambourde sudah mencetak gol dalam Piala Dunia U-17 2023 ini, sementara Joan Tincres menjadi pemain Prancis yang mencetak gol terbanyak dengan tiga gol.
Vannuchi dipastikan menurunkan lagi keempat pemain itu. Hanya soal strategi saja, dia memilih siapa yang lebih dulu diturunkan.
Vannuchi mungkin akan memilih formasi 4-3-3 seperti saat menjinakkan Spanyol dalam semifinal Euro U-17 2023 atau memasang lima gelandang yang membuat Prancis memenangkan empat dari lima pertandingan sebelumnya dalam Piala Dunia U-17 edisi Indonesia ini.
Namun, menghadapi Mali yang sangat eksplosif, cara teraman adalah menempatkan lima gelandang dalam formasi 4-2-3-1.
Adu kuat di tengah
Jika formasi itu yang dipakai, maka Vannuchi akan menduetkan Nolan Ferro dengan Ismail Bouneb atau Fode Sylla di poros lapangan untuk menjaga keseimbangan dan kestabilan tim baik saat bertahan maupun ketiga harus menyerang.
Mohamed-Amine Bouchenna atau Tidiam Gomis akan menempati sayap kanan, sementara Yanis Issoufou mengisi sayap kiri serangan, yang mengapit Mathis Amougou atau Tiadiane Diallo sebagai striker kedua di belakang Joan Tincers atau Mathis Lambourde.
Vannuchi sepertinya tak akan mengubah posisi starter di lini belakang. Untuk itu, kuartet Nhoa Sangui, Bastien Meupiyou, Joachim Kayi Sanda dan Yoram Zague tetap menjadi andalan untuk membantu penjaga gawang Paul Argney tetap tak kebobolan.
Pelatih Mali Ismaila Coulibaly sendiri sudah menjanjikan untuk all-out, apa pun pola bermain yang dipasang Prancis.
Dia tahu calon lawannya itu solid di lini belakang, tapi juga cepat dan mematikan dalam serangan balik.
Coulibaly pastinya telah belajar dari pertandingan perempatfinal melawan Maroko ketika celah yang mereka buat setelah Mali mengubah pola dari biasanya 4-2-3-1 menjadi 4-3-3, telah mendorong Maroko bisa menciptakan peluang gol relatif banyak.
Untuk itu, dia mungkin akan kembali ke formasi 4-2-3-1 di mana Hamidou Makalou dan Sekou Kone dipasang lagi sebagai poros ganda di jantung permainan Mali, guna memastikan baik serangan maupun pertahanan Mali terkelola dengan baik.
Mereka akan memberi kenyamanan kepada trio gelandang, Mahamoud Barry, Ange Martial Tia dan Ibrahim Diarra, dalam merangsek ke depan, membantu ujung tombak yang mungkin ditempati lagi oleh Mamadou Doumbia.
Di lini belakang, Coulibaly tetap mempercayakan Issa Traore dan Baye Coulibaly sebagai dua palang pintu yang selama ini memang efektif menjaga kiper Bourama Kone, bahkan dengan percaya diri acap turut merancang serangan.
Mereka akan dikawal dua bek sayap, Moussa Traore di kiri dan Souleymane Sanogo di kanan. Kedua bek sayap ini juga aktif membantu dan merancang serangan dari sayap.
Dengan demikian, laga ini akan terlibat sebagai adu kuat di lapangan tengah, walau lalu lintas serangan mungkin akan lebih sibuk di sektor sayap.
Mali berusaha melangkah ke semifinal ketiganya setelah 2015 dan 2017. Pada 2015 mereka bahkan masuk final untuk dihentikan Nigeria yang menjadi juara edisi itu.
Prancis sendiri berusaha meretas jalan untuk menjuarai lagi turnamen ini setelah 22 tahun tak berhasil mengulangi sukses juara pada 2001.
Tapi sebelum menggapai sukses itu, pemenang laga ini mesti menghadapi dulu Argentina atau Jerman dalam final di Solo pada 2 Desember.