Warga Panapa, Nagari Durian Tinggi, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat merasa cemas dengan banjir susulan meluapnya Sungai Batang Panapa karena banyak kayu gelondongan dibawa arus sungai tersebut hingga saat ini
"Sangat banyak dan di hulu sungai itu masih banyak kayu gelondongan di tepi sungai," kata salah seorang warga setempat, Rian (30), di Lubuk Sikaping, Senin.
Dia mengatakan luapan air sungai disebabkan tersumbatnya aliran air di bawah Jembatan Panapa karena tertutup kayu gelondongan.
Banjir memang sudah mulai surut tetapi hujan terus terjadi. Kayu gelondongan bekas pemotongan masih banyak di sepanjang aliran sungai.
"Kita takut kayu itu kembali menutupi kolong jembatan dan air meluap ke darat. Kami berharap pihak terkait menyikapi hal ini," katanya.
Hingga Minggu (3/12) malam, dua ekskavator disiapkan di dekat jembatan untuk mengangkat kayu jika menyumbat aliran sungai.
Sebelumnya, sumbatan aliran sungai telah dibuka oleh alat berat sehingga air sudah mulai susut. Namun, dengan banyak kayu gelondongan di tepi sungai membuat warga cemas.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Alim Bazar mengatakan pihaknya telah mendatangkan alat berat untuk menangani tumpukan kayu.
Berdasarkan data sementara, sekitar 160 rumah terendam banjir.
Ia mengatakan saat ini warga mulai menangani material banjir dari rumahnya.
Ia mengatakan saat ini warga mulai menangani material banjir dari rumahnya.
Selain itu, Balai Wilayah Sungai V Sumatera telah mendatangkan alat berat untuk normalisasi sungai itu.
Air Sungai Batang Panapa mulai naik pada Sabtu (2/12), sekitar pukul 20.30 WIB karena dipicu hujan lebat sejak sore.
Air sungai naik hingga badan jalan dan masuk rumah warga setempat dengan puncaknya sekitar pukul 21.30 WIB.