Prabowo, pada sela-sela kegiatan kampanye-nya di Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/12), menyebut hanya Gibran yang berani menyinggung hilirisasi saat sesi debat kedua.
"Saudara-saudara banyak yang nonton debat kemarin? Nonton? Satu-satunya pasangan calon yang berani bicara hilirisasi, maaf hanya pasangan calon nomor 2," kata Prabowo di hadapan pendukungnya di Bandung.
Oleh karena itu, Prabowo meyakini keputusannya memilih Gibran sebagai calon wakil presiden tepat. Dia juga menilai performa Gibran saat debat kedua itu menepis anggapan banyak orang yang berasumsi Gibran "anak ingusan" — atau belum berpengalaman dalam politik dan pemerintahan.
Baca juga: TKN: Prabowo akan lalui debat ketiga dengan mudah
"Mas Gibran yang dibilang anak ingusan ya kan? Nggak ada apa-apanya, hanya karena anaknya (Presiden) Jokowi, (dia) dihina, diejek, ternyata, tampil dengan, menurut saya, kalau saya guru yang harus kasih nilai saya kasih nilai 9,9," kata Prabowo.
Prabowo mengatakan nilai sempurna sengaja tidak dia berikan karena itu hanya milik Allah SWT.
Walaupun demikian, Prabowo mengakui barangkali penilaiannya itu tidak objektif, karena Gibran ialah calon wakil presidennya. Namun, Prabowo menjelaskan keputusannya memilih Gibran setelah melalui banyak pertimbangan.
Baca juga: Prabowo berpesan kepada pendukung untuk jalankan demokrasi dengan baik
"Waktu itu, wakil yang saya pilih dengan penuh risiko. Anak muda katanya kurang berpengalaman, tetapi waktu itu saya berpikir, kalau saya pilih orang yang sangat berpengalaman, ya kalau pengalamannya baik, kalau pengalamannya adalah pengalaman korupsi bagaimana?" ujarnya.
Oleh karena itu, kekayaan pengalaman dalam berpolitik tidak menjamin kualitas mereka yang mencalonkan diri dalam pilpres. Prabowo berpendapat dia lebih memilih anak muda, apalagi sosok Gibran yang digembleng langsung oleh ayahnya, Presiden RI Joko Widodo.
"Orang tuanya (Gibran, red.) seorang pejuang Merah Putih, seorang yang membela rakyat Indonesia. Apa salahnya saudara-saudara sekalian?" kata Prabowo.