Mukomuko (Antara) - Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyarankan petani setempat menjual sendiri tandan buah segar kelapa sawit ke pabrik.
"Kalau lebih riil kita bicara peran toke yang selama ini menjual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ke pabrik dipindahkan ke petani," kata Kabid Perkebunan Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan (DP3K) Kabupaten Mukomuko Wahyu Hidayat di Mukomuko, Selasa.
Ia mengatakan hal itu agar tidak ada lagi potongan biaya, seperti biaya transportasi dan lain sebagainya sehingga membuat harga jual TBS kelapa sawit di tingkat petani di daerah itu menjadi rendah.
Ia mengatakan kalau petani ingin menjual sendiri TBS kelapa sawitnya ke pabrik, terlebih dahulu harus membentuk koperasi dan menggurus izin "SP" sebagai syarat petani menjual TBS kelapa sawit ke pabrik di daerah itu.
"Selanjutnya biar dinas ini yang menggurusnya agar petani memiliki koperasi sendiri dan penjualan TBS kelapa sawit petani melalui koperasi," ujarnya.
Ia mengungkapkan, harga jual TBS kelapa sawit di tingkat petani daerah itu sedang turun. Sedangkan harga pembelian pabrik kelapa sawit di daerah itu selisihnya dengan harga yang ditetapkan tim penetapan harga sawit selisihnya hanya Rp70 - Rp80 per kilogram.
"Harga TBS kelapa sawit di pabrik saat ini berkisar Rp1.000 hingga Rp1.100 per kilogram," ujarnya.
Kalau petani bisa langsung menjual TBS sawit ke pabrik maka harga yang mereka peroleh lebih tinggi dibandingkan menjualnya ke toke sawit.
Sementara, katanya, harga jual TBS kelapa sawit di tingkat petani berkisar Rp700 - Rp800 per kilogram. Kalau jarak tempuh lahan perkebunan kelapa sawit harganya lebih rendah sebesar Rp500 - Rp600 per kilogram karena dipotong biaya transportasi.
Lebih lanjutnya, ia mengatakan, harga TBS kelapa sawit turun karena salah satunya pengaruh turunnya harga minyak mentah sawit dunia atau CPO sebesar Rp4.600 per kilogram.***3***
