Pemain film Aming Sugandhi menyebut perkembangan film horor Indonesia semakin pesat dari segi efek visual dan pengemasan cerita dipengaruhi dengan berkembangnya era digital yang semakin mudah diakses.
"Jujur pesat sekali dari cerita, dari spesial efek, treatment, maksud saya bagus, sekarang film Indonesia melihat treatment-nya, ceritanya, penggarapannya, cinematografi bagus karena mungkin era digital, pasar bebas jadinya orang lebih kompetitif," kata Aming saat ditemui di acara promosi film terbarunya di Jakarta, Senin.
Aming mengatakan era digital memungkinkan semua orang melihat lebih banyak referensi dan lebih tahu ke mana arah kompetisi sesama industri perfilman.
Ia juga menyebut perfilman Indonesia khususnya horor sudah masuk "next level" karena sudah banyak lahir sutradara kondang yang mampu mengemas film horor menjadi lebih disukai sehingga menarik penonton lebih banyak.
"Film Indonesia khususnya horor makin bagus, gak mungkin film horor sekarang nggak di atas satu juta kan, itu udah bagus banget," tambah Aming.
Aktor berdarah Sunda ini juga sangat menyukai film horor baik dalam negeri maupun luar negeri seperti film horor psikologis asal Spanyol yang disutradarai Dermian Rugna "When Evil Lurks", "Hereditary" maupun film-film besutan Joko Anwar, Bobby Prasetyo dengan "Pamali Dusun Pocong" dan banyak lagi.
Sebagai pemain film yang bergerak di industri perfilman ia sering bergaul dengan para sutradara horor, dan saat menonton ia mengapresiasi dari segi cerita yang sekarang lebih beragam.
Aming juga merasa harus mengikuti tren industri yang digelutinya ini sebagai hal yang perlu agar pengetahuannya tetap terbarui jika terlibat di proyek film berikutnya.
Aming juga merasa harus mengikuti tren industri yang digelutinya ini sebagai hal yang perlu agar pengetahuannya tetap terbarui jika terlibat di proyek film berikutnya.