Pakar minta aspek pengendalian malaria dibahas di Rakerkesnas 2024
Kamis, 25 April 2024 12:06 WIB 1070
Dikatakan Tjandra, strategi eliminasi kasus perlu disesuaikan dengan situasi dan keadaan setempat. Program yang dapat dilaksanakan antara lain meliputi pengendalian faktor risiko, kegiatan minum obat massal malaria (Momal), pemetaan reseptifitas dan pembentukan jejaring diagnosis dan tatalaksana.
"Terakhir, penetapan target juga harus jelas dan tegas," katanya.
Tjandra yang juga Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) itu berharap Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) yang berlangsung di Tangerang, Banten, 24--25 April 2024 dapat melahirkan perencanaan penanggulangan malaria dari berbagai aspek.
Baca juga: BRIN teliti potensi obat anti malaria dari biodiversitas Indonesia
Baca juga: Dokter sebut perlu perubahan skala besar untuk hapus malaria
"Semoga Rakerkesnas hari ini menghasilkan keputusan penting tentang pengendalian malaria dan berbagai penyakit menular di negara kita," katanya.
Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi yang dikonfirmasi terkait laju kasus malaria teraktual di Indonesia belum memberikan komentar hingga tenggat pengiriman naskah berita ke meja sunting.
Hari Malaria Sedunia diperingati setiap tanggal 25 April. Sejak 2015, WHO sudah mensertifikasi 12 negara sebagai bebas malaria, yaitu Maldives (2015), Sri Lanka (2016), Kyrgyzstan (2016), Paraguay (2018), Uzbekistan (2018), Argentina (2019), Algeria (2019), El Salvador (2021), China (2021), Azerbaijan (2023), Tajikistan (2023) dan Cabo Verde (2024).