Operasi Jalur Solidaritas sukses kirim bantuan lewat udara ke Gaza
Rabu, 8 Mei 2024 14:35 WIB 1300
Pada masa itu, benda-benda yang dikirim lewat udara menggunakan parasut itu di antaranya bekal makanan, amunisi, seragam, dan lain-lain. Walau sudah berlalu lebih dari 70 tahun lalu dan metode, teknologi penerbangan militer, serta doktrin perang dan tempur semakin maju, prinsip dasar pengiriman lewat udara ini tetap sama.
Banyak organisasi kemanusiaan sering memerlukan metode airdrop ini untuk mengirimkan barang bantuan kemanusiaan ke wilayah bencana.
Pada sisi yang sama, berbagai matra militer juga menerjunkan (dalam arti sebenarnya) berbagai perlengkapan militer dan apa saja melalui udara, mulai dari makanan hingga meriam berat dan tank utama.
Yang patut dicatat, penerjunan pasukan payung dan pemboman dari udara juga termasuk ke dalam metode airdrop ini. Pada Perang Dunia II, menerjunkan logistik lewat udara itu memakai pesawat-pesawat pengebom sementara barang-barang yang diterjunkan ditempatkan di dalam wadah khusus yang memenuhi standard militer operasi udara.
Baca juga: Di tengah serangan Israel, sekolah TK dibuka di Jalur Gaza
Secara teknis, berbagai tipe dan metode airdrop dipergunakan, tergantung jenis dan ukuran kargo serta ketinggian misi dilaksanakan. Kecepatan rendah, kecepatan tinggi, dan penerjunan bebas barang yang dikirim merupakan pilihan-pilihan yang jamak dilaksanakan.
Misi airdrop kecepatan rendah memerlukan parasut yang dirancang untuk mengurangi sebanyak mungkin kecepatan jatuh kargo. Sementara airdrop kecepatan tinggi ditujukan untuk mengirimkan kargo memakai parasut khusus yang dirancang untuk membuat arah dan kecepatan jatuh kargonya lebih stabil, namun jelas kecepatan jatuhnya tidak sama dengan kecepatan jatuh pada misi ketinggian rendah.
Ada beberapa tipe parasut yang digunakan sesuai kondisi dan misi, di antaranya parasut G-12E, yang berukuran diameter 21,5 meter dan dirancang untuk mengurangi dan membuat stabil muatan. Dengan kemampuan untuk mengirim muatan dalam berbagai ketinggian, parasut G-12 berguna dalam mengirim kargo ukuran lebih besar terutama jika digunakan lebih dari satu parasut itu pada suatu muatan secara bersamaan. Dengan ukuran dari tengah 7 meter lebih, satu parasut G-12 bisa menerjunkan kargo dengan bobot yang sama secara lebih cepat dengan biaya lebih murah.
Baca juga: Palestina: Lebih dari 10.000 orang hilang di bawah puing di Gaza
Metode umum airdrop mengandalkan seberapa akurat muatan bisa keluar dari pintu rampa pesawat transpor. Proses pengeluaran ini memakai parasut berbeda untuk menarik keluar muatan dengan pengawasan loadmaster.
Gaya gravitasi menyebabkan muatan terjatuh ke Bumi dari pesawat transpor, termasuk dalam sistem pengiriman kontainer. Sistem ini diterapkan untuk mengirimkan perlengkapan yang terlalu berat dibawa pasukan secara langsung.
Sejak Perang Korea dan Perang Viet Nahm, sistem ini telah dikembangkan untuk diterapkan pada keadaan gelap gulita dan cuaca buruk, yang memungkinkan pesawat pengangkut menerjunkan suplai tanpa mengungkap posisi mereka. Sistem inilah yang kemudian paling populer dipergunakan keperluan misi sipil dan militer.
Editor: Achmad Zaenal M