Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, melibatkan lintas sektor untuk melakukan empat langkah dalam penanggulangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di daerah ini.
"Untuk menanggulangi penyakit DBD di daerah ini harus melibatkan lintas sektor, tidak cukup hanya bidang Dinkes saja," kata Kepala Dinkes Kabupaten Mukomuko Bustam Bustomo di Mukomuko, Senin.
Ia mengatakan hal itu setelah melakukan analisis situasi demam berdarah dengue di daerah ini melalui empat kegiatan yang bertujuan menanggulangi penyakit tersebut di daerah ini.
Sebanyak empat langkah tersebut, yakni pembentukan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) DBD, Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik, Gerakan Jumat Bersih, dan pengasapan.
Ia menjelaskan terkait dengan pengasapan hanya sebagai salah satu upaya membunuh nyamuk dewasa yang terbang, sedangkan nyamuk umur 10 hari, setelah itu mati dan akhirnya yang jentik nyamuk besar lagi.
Saat itu, katanya, langkah yang digalakkan berupa pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan gotong royong di desa-desa, sebagai salah satu bentuk Gerakan Jumat Bersih.
Penanganan pasien DBD, katanya, selain melalui pengobatan, ada juga petugas dari Dinkes yang datang untuk melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) di sekitar rumah pasien DBD.
Kalau ditemukan banyak nyamuk di lokasi tersebut, katanya, upaya yang dilakukan dengan pengasapan.
Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Mukomuko Ruli Herlindo mengatakan pihaknya telah berkunjung ke 17 puskesmas tersebar di 15 kecamatan untuk melakukan Gerakan Jumat Bersih guna mencegah perkembangbiakan jentik nyamuk yang menjadi penyebab DBD.
Selanjutnya, pihak puskesmas bekerja sama dengan pemerintah desa menggerakkan warga guna melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara gotong royong secara rutin setiap Jumat.
Dinkes Mukomuko telah menangani 299 kasus DBD selama Januari hingga April 2024.