Seorang korban banjir lahar dingin di Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Halimatu Sa'diyah, ditemukan dalam kondisi meninggal pada Rabu sekitar pukul 11.00 WIB.
Jasad korban dengan jenis kelamin perempuan itu ditemukan sejauh 5 kilometer dari sumber bencana.
"Korban ditemukan oleh warga yang sedang mencari pasir di area persawahan di Desa Lambah, Kecamatan Ampek Angkek dan langsung dilaporkan ke petugas. Korban sudah dievakuasi ke rumah sakit," kata Koordinator Lapangan Basarnas 50 Kota, Alman, Rabu.
Baca juga: Jumlah korban banjir lahar di Sumbar bertambah jadi 58 orang
Baca juga: Jumlah korban banjir lahar di Sumbar bertambah jadi 58 orang
Lokasi penemuan itu berada di sebelah utara dari titik banjir lahar dingin Gunung Marapi di Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang dengan jarak 5 kilometer dan merupakan daerah terusan aliran banjir.
Identitas korban yang hilang sejak Sabtu (11/5) itu terungkap setelah dilakukan proses identifikasi dan pencocokan di Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi (RSAM).
"Benar, jenazah yang ditemukan merupakan korban hilang di Bukik Batabuah atas nama Halimatu Sa'diyah," kata Wakil Direktur RSAM Vera Maya Sari.
Baca juga: Presiden Jokowi instruksikan BNPB tangani banjir lahar dingin Sumbar
Baca juga: Presiden Jokowi instruksikan BNPB tangani banjir lahar dingin Sumbar
Korban lain yang belum ditemukan di Kabupaten Agam berasal dari Kecamatan Canduang dengan jenis kelamin laki-laki dan masih dalam proses pencarian.
Informasi yang dihimpun dari Posko Komando Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang di Bukik Batabuah tercatat 22 orang warga yang meninggal dunia, dan 23 orang mendapatkan penanganan medis.
Total 144 orang mengungsi dengan rincian di SDN 08 Kubang Duo Simpang Bukik sebanyak 74 orang, di SDN 05 Galuang di Nagari Sungai Pua sebanyak 10 orang dan di SMP Negeri 01 Koto Tuo sebanyak 60 orang.
Sementara di Kecamatan Sungai Pua musibah ini ikut berdampak terhadap 17 unit rumah yang rusak berat, 15 unit rumah rusak ringan, satu unit rumah hanyut, satu unit masjid rusak ringan, satu unit Taman Kanak Kanak rusak ringan, dan lebih kurang 20 hektar lahan pertanian terdampak.
Baca juga: BMKG: Potensi banjir lahar Gunung Marapi susulan lebih besar
Baca juga: BMKG: Potensi banjir lahar Gunung Marapi susulan lebih besar
Di Kecamatan Candung, lebih kurang 90 unit rumah dan tempat usaha masyarakat terdampak, dua unit jembatan rusak berat, satu unit mushalla rusak, lahan pertanian lebih kurang 50 hektar juga rusak, satu unit kendaraan roda empat rusak, empat ekor kerbau mati, demikian juga dengan dua ekor kambing.
Lalu di Kecamatan IV Koto berdampak terhadap lebih kurang 44 unit rumah, satu unit sekolah, satu unit polindes, satu unit masjid, satu unit mushala, delapan unit kendaraan roda 4, sembilan unit kendaraan roda 2, dan lebih kurang dua hektar lahan pertanian.