Jakarta (ANTARA) - Berbeda dari tujuh pertandingan babak 16 besar Euro 2024 lainnya yang selalu menyertakan juara Piala Eropa, maka pertandingan Turki melawan Austria di Red Bull Arena, Leipzig, Jerman, pada Rabu dini hari pukul 02.00 WIB adalah pertemuan antara dua tim yang belum pernah merasakan trofi juara Piala Eropa.
Babak terbaik yang dicapai Austria dari tiga partisipasinya yang terdahulu adalah 16 besar Euro 2020, sedangkan catatan Turki lebih baik karena menjadi perempat finalis Euro 2000 dan semifinalis Euro 2008 dari empat keikutsertaan Turki sebelum Euro 2024.
Baca juga: Nua Rasa, kedai kopi Indonesia di Berlin
Kedua tim memiliki akar Jerman yang kuat. Jika Austria yang berbatasan dengan Jerman merupakan bangsa serumpun dengan Jerman, maka Turki didekatkan kepada Jerman oleh tiga juta warga Jerman keturunan Turki yang nenek moyangnya didatangkan ke Jerman guna membantu pembangunan kembali Jerman pasca Perang Dunia Kedua.
Austria yang berperingkat 25 dalam ranking FIFA, mungkin saat ini lebih bagus dari Turki yang berperingkat 42. Namun. jika tiga pertandingan terdahulu menjadi referensi untuk mengukur kemampuan kedua tim, maka Turki tidak bisa disebut berbeda kelas dari Austria.
Tim asuhan Vincenzo Montella memang kalah produktif dibandingkan tim Ralf Rangnick. Bintang Bulan Sabit memasukkan lima gol dan kemasukan lima gol pula, sedangkan Das Team memasukkan enam gol serta kebobolan empat gol.
Baca juga: Nanti malam Rumania vs Belanda: Misi berat Oranye
Namun dalam hal intensitas menyerang dan menciptakan peluang, Turki lebih berbahaya dari pada Austria.
Dengan 161 serangan dalam tiga pertandingan pertama Euro 2024, Turki bisa menciptakan 50 peluang yang 16 di antaranya tepat sasaran. Sebaliknya, Austria meluncurkan 123 serangan untuk membuat 31 peluang yang 17 di antaranya tepat sasaran.
Ini salah satu petunjuk bahwa laga di kandang RB Leipzig itu akan berlangsung terbuka dan sengit, apalagi Montella dan Rangnick sama-sama bersujud ke kiblat sepak bola menyerang.
Kesengitan itu sudah mereka perlihatkan dari pertemuan mereka sebelum ini di mana mereka saling mengalahkan.
Dari 17 pertandingan antara kedua tim sebelum ini, Austria menang sembilan kali, sedangkan Turki tujuh kali.
Baca juga: Tiga penalti berhasil ditahan, Diogo Costa jadi pahlawan Portugal saat hadapi Slovenia
Tapi, pertemuan terakhir pada 26 Maret 2024 dalam laga persahabatan, menyiratkan ada kesenjangan di antara kedua tim.
Saat itu, Austria menang 6-1, yang salah satu golnya diciptakan Christoph Baumgartner, yang turut mencetak gol kala Austria mengalahkan Polandia 3-1 dalam fase grup Euro 2024.
Rangnick vs Montella
Kekalahan 1-6 itu mungkin terus menghantui Montella dan Arda Guller cs. Bayangan itu semakin hitam setelah Turki harus bermain tanpa kapten Hakan Calhanoglu dan bek Samet Akaydin.
Kedua pemain itu terkena larangan bermain akibat akumulasi kartu kuning gara-gara emosional kala melawan Republik Ceko dalam pertandingan terakhir fase grup.
Tapi Montella tidak terlalu risau karena timnya tak akan berkurang keagresifannya. Hal yang justru buah pendekatan sepak bola menyerang yang bertumpu kepada kerja tim, sebagaimana dikenalkan Montella kepada Turki.
Jadi, akan ada Calhanoglu dan Akaydin yang lain yang membuat Turki tetap tangguh dan ofensif.
Baca juga: Gol bunuh diri Vertonghen antar Prancis ke perempat final
Sejauh ini, Turki yang tergolong tim dengan skuad termuda dalam Euro 2024, merupakan tim yang ofensif yang mencetak lima gol dari lima pemain berbeda, yang tak satu pun merupakan gol bunuh diri atau gol penalti.
Turki juga menduduki peringkat keempat dalam hal tembakan ke gawang lawan, dengan rata-rata 16,67 tembakan per pertandingan.
Tetap saja, Turki tak boleh terlena oleh catatannya sendiri, karena lawan yang mereka hadapi Rabu dini hari nanti itu adalah tim yang menggasak mereka 6-1 dan merupakan lawan yang nyaris sempurna secara tim.
Montella memuji tim asuhan Ralf Rangnick sebagai tim yang sangat agresif kala menekan dan luar biasa bagus dalam transisi.
Rangnick sendiri pantas dipuji. Dia adalah orang yang telah mengubah Austria menjadi tim berbahaya yang bahkan memuncaki grup yang di dalamnya termasuk Prancis dan Belanda.
Baca juga: Georgia dan skenario Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026
Pelatih yang dicampakkan Manchester United tapi memiliki jejak yang bagus di RB Salzburg dan RB Leipzig itu telah menyulap Austria sebagai tim energik dan menekan, persis dipesankan dalam filosofi sepak bola yang ditemukan Rangnick, gegenpressing, yang juga dirangkul pelatih Jerman, Julian Nagelsmann.
Pelatih asli Austria berusia 66 tahun yang menolak tawaran melatih Bayern Muenchen itu mempunyai mimpi mengantarkan Das Team ke tempat tertinggi dalam Piala Eropa. Langkah pertama adalah melewati babak 16 besar, yang juga pertama bagi Austria.
Dua remaja
Rangnick tak bisa memasang pemain sayap kanan Patrick Wimmer karena larangan bermain akibat akumulasi kartu.
Tapi Rangnick masih memiliki Konrad Laimer, yang dalam dua dari tiga pertandingan pertama selalu diturunkan sebagai starter bersama Marcel Sabitzer di sayap kiri dan Christoph Baumgartner di belakang ujung tombak Marko Arnautovic, dalam formasi 4-2-3-1.
Tetapi Rangnick mungkin tergoda berpaling dari Arnautovic untuk memasang Michael Gregoritsch yang mencetak tiga gol kala Austria membantai Turki 6-1, tiga bulan lalu.
Florian Grillitsch dan Nicolas Seiwald tetap berperan sebagai poros permainan, sedangkan Alexander Prass dan Stefan Posch tetap di sayap pertahanan guna mengapi Max Wober dan Philipp Lienhart di jantung pertahanan sebelum lawan menguji kiper Patrick Pentz.
Di kubu Turki, walau kehilangan bek tengah Samet Akaydin karena larangan bermain, Montella bisa menggantinya dengan Abdulkerim Bardakci yang sudah lewat masa larangan bermainnya.
Dia berduet dengan bek tengah Merih Demiral, dan diapit Ferdi Kadioglu di sayap kiri pertahanan dan Mert Muldur di kanan, dalam formasi 4-2-3-1.
Di lapangan tengah, duet gelandang Ismail Yuksek dan Salih Ozcan tetap menjadi starter penjaga keseimbangan tim.
Baca juga: Prediksi Jerman vs Denmark: Seharusnya Panser bisa atasi ledakan Dinamit
Baca juga: Sempat tertinggal, Spanyol hajar Georgia 4-1
Sementara untuk posisi yang ditinggalkan Calhanoglu yang biasanya beroperasi di belakang ujung tombak Baris Yilmaz, bakal diisi Orkun Kokcu
Kokcu akan diapit dua winger muda yang masih berusia 19 tahun, yakni Kenan Yildiz di kiri dan Arda Guler di kanan.
Jika Montella memasang dua remaja ini bersamaan, maka untuk pertama sejak Euro 1964 dua remaja menjadi starter dalam pertandingan babak knockout.
Pemenang pertandingan ini akan menghadapi Rumania atau Belanda dalam perempatfinal Sabtu dini hari pekan ini.
Prediksi Austria vs Turki: Tarung seru antara dua tim rasa Jerman
Selasa, 2 Juli 2024 10:35 WIB 2403