Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Kanada untuk Indonesia Jess Dutton menilai bahwa hubungan Kanada dan Indonesia akan terus berkembang positif dengan pemerintah Indonesia yang baru nanti.
“Saya pikir hubungan positif ini hanya akan terus tumbuh dan berkembang dengan adanya presiden baru dan kabinet baru pada akhir tahun ini,” kata Dubes Jess Dutton di Jakarta, Rabu malam.
Dutton menyampaikan bahwa Kanada ingin berkolaborasi erat dengan Indonesia dalam berbagai isu, termasuk mineral penting dan perubahan iklim, dan menambahkan bahwa Kanada sangat senang bisa bekerja sama dengan Indonesia.
Dia juga mengatakan bahwa Kanada memberi bantuan dan kemitraan dalam mengatasi isu plastik, rehabilitasi mangrove dan gambut, pertanian berkelanjutan, kehutanan dan ekonomi biru.
Dutton melanjutkan bahwa Kanada baru menyelesaikan kampanye plastik yang membantu negosiasi yang akan menghasilkan perjanjian yang mengikat secara hukum untuk menghilangkan polusi plastik.
“Kami bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk benar-benar mengatasi masalah plastik di sini, karena kami mempunyai masalah dengan plastik, begitu juga di Kanada,” kata Dutton.
Dutton juga menyampaikan bahwa Kanada memberikan pinjaman ringan melalui Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) dan melalui Bank Dunia untuk mendukung beberapa proyek transisi energi yang lebih besar hingga ke tingkat akar rumput.
Lebih lanjut, Dutton mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Kanada sangat tertarik untuk melakukan investasi dan berbisnis di Indonesia.
“Jadi, salah satu alasan kami merundingkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif ini dan memiliki misi dagang besar yang akan dilaksanakan pada akhir tahun ini, adalah untuk benar-benar membawanya (hubungan) ke tingkat berikutnya,” kata Dutton.
Sementara itu, Duta Besar Kanada untuk ASEAN Vicky Singmin menyampaikan bahwa fokus Kanada sekarang adalah melaksanakan kemitraan secara bermakna dengan ASEAN pada pembangunan berkelanjutan, perdamaian dan keamanan di kawasan.
“Dan tentu saja, pertumbuhan ekonomi dan ekonomi yang inklusif,” ujar Dubes Singmin.