Kaur (ANTARA Bengkulu) - Petani Desa Banda Agung, Kecamatan Kaur Utara, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi padahal saat ini memasuki musim tanam akhir tahun.
"Biasa kalau memasuki musim tanam seperti sekarang ini pupuk bersubsidi akan hilang dari pasaran sehingga kami menggunakan pupuk kompos," kata Wakil Ketua Kelompok Tani Ramah Lingkungan Desa Banda Agung, Nirwanto di Kaur, berjarak sekitar 200 kilometer arah Selatan Kota Bengkulu, Selasa.
Saat ditemui di sela kegiatan penanaman areal sawah tadah hujah seluas 0,5 hektare, Nirwanto belum memberi pupuk pada tanaman padinya karena masih berusaha mencari pupuk bersubsidi yang harganya jauh lebih murah namun langka di pasaran.
"Kalau pupuk bersubsidi tidak ketemu, terpaksa beli yang nonsubsidi. Tapi kalau tidak ketemu juga terpaksa pakai pupuk kompos," katanya.
Normalnya kata dia, tanaman padi biasanya dipupuk dua kali yakni saat penanaman dan saat padi bersiap mengeluarkan bunga.
Namun, bagaikan penyakit bermusim, setiap memasuki musim tanam, petani selalu kesulitan mendapat pupuk bersubsidi.
Sebelumnya, Kepala Cabang PT Pusri Bengkulu Lambang Santoso mengatakan perubahan warna pupuk bersubsidi dari putih menjadi merah muda atau pink merupakan salah satu strategi untuk memperlancar penyaluran pupuk bersubsidi.
"Kami sudah mensosialisasikan perubahan pupuk urea bersubsidi dari putih ke pink kepada para distributor dan petani untuk membedakan pupuk subsidi dan nonsubsidi," katanya.
Kebijakan tersebut kata dia diharapkan menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kelangkaan pupuk bersubsidi dalam setiap musim tanam.
Meski warga pupuk bersubsidi berubah dari putih menjadi pink, tapi kualitas tetap seperti biasa, dengan harga tebus tetap sebesar Rp1.600 per kilogram.
Provinsi Bengkulu pada 2011 memperoleh jatah pupuk bersubsidi dari Kementerian Pertanian sebanyak 22.000 ton. Jatah pupuk bersubsidi sebanyak ini diperuntukan bagi petani di 10 kabupaten dan kota di daerah tersebut.
Dari alokasi sebanyak itu, sampai Oktober sudah terserap oleh petani di Bengkulu sekitar 80 persen. Sedangkan sisanya diharapkan dapat diserap petani sampai akhir Desember 2011.(ANT-RNI)
Petani Kaur kesulitan peroleh pupuk bersubsidi
Selasa, 20 Desember 2011 7:03 WIB 1340