"Hari ini akan menjadi awal dari gerakan rakyat yang terus menerus membawa kita ke fase baru untuk mengekspresikan diri. Kami akan membawa tekad dan keyakinan pada perjuangan yang adil dengan dukungan seluruh masyarakat untuk bertindak tegas menghentikan genosida di Gaza dan menyelamatkan para tahanan, " kata Dubes Zuhair di Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Lonjakan malnutrisi anak-anak di Gaza capai 300 persen, PBB laporkan krisis kemanusiaan yang memburuk
Baca juga: Lonjakan malnutrisi anak-anak di Gaza capai 300 persen, PBB laporkan krisis kemanusiaan yang memburuk
Menurut dia, kejahatan yang dilakukan Israel sejak awal merupakan genosida dan telah melampaui semua batas.
"Tentara mereka mendokumentasikan kejahatannya, membanggakan hal itu dan mempromosikannya di bawah perintah pemimpinnya yang secara terbuka menyatakan niat untuk membunuh kami," ujarnya.
Lebih lanjut Dubes Zuhair mengatakan bahwa Israel bertindak seolah-olah mereka berada di atas hukum karena kekebalan yang diberikan oleh hak veto Amerika Serikat.
Baca juga: Joe Biden dan Raja Abdullah II upayakan redakan ketegangan di Timur Tengah, bahas gencatan senjata
Baca juga: Joe Biden dan Raja Abdullah II upayakan redakan ketegangan di Timur Tengah, bahas gencatan senjata
"Mereka tidak mendapatkan hukuman, sementara hak untuk hidup kami dirampas," ucapnya.
Sebelumnya, kantor berita Iran IRNA melansir bahwa mendiang kepala biro politik kelompok perjuangan Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh menyerukan agar 3 Agustus ditetapkan sebagai hari dukungan internasional untuk tahanan Palestina dan Gaza.
Haniyeh menjelaskan bahwa penetapan 3 Agustus sebagai hari solidaritas untuk Gaza dan para tahanan Palestina merupakan respons terhadap genosida yang dilakukan "pendudukan Nazi-Zionis" terhadap rakyat Gaza yang hingga kini masih terjadi dan memasuki bulan ke-11.
Baca juga: Paus Fransiskus berharap konflik berdarah di Timur Tengah tidak meluas
Baca juga: Paus Fransiskus berharap konflik berdarah di Timur Tengah tidak meluas
Penetapan tersebut sekaligus merespons tingginya jumlah tahanan yang tewas di penjara dan pusat penahanan Israel, yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Haniyeh berharap agar 3 Agustus menjadi hari yang berpengaruh dan penting di seluruh Palestina dan dunia Arab.