Dengan dibantu ayahnya yang bernama Sudarmono yang juga merupakan mantan pembalap nasional, arena pasar hewan itu menempa Veda sebagai pembalap muda andalan Indonesia yang kini sedang berguru di Eropa, di Red Bull Rookies Cup.
Setelah digembleng ayahnya secara mandiri, Veda melanjutkan sekolah balapnya di Astra Honda Racing School (AHRS) dan di usianya yang menginjak 9 tahun, dia sudah menjuarai ajang nasional one make race Honda Dream Cup.
Veda lalu dikenalkan dengan ajang Asia Talent Cup (ATC) pada 2021 saat dia tampil sebagai wild card tiga kali di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok Tengah. Ia menyelesaikan tiga balapan itu di posisi 18, 18, dan 17 dan mengumpulkan 15 poin.
Tahun berikutnya, ia tampil penuh di ATC dan menyelesaikan musimnya di posisi ketiga dengan 141 poin yang ia selesaikan dengan tiga kemenangan, dua di antaranya sapu bersih di Mandalika.
Satu musim penuhnya di 2022 ia manfaatkan dengan sangat baik untuk menatap musim 2023 yang ia selesaikan dengan brilian setelah menjadi juara dengan 256 poin.
Di ATC 2023, selain juara, ia juga mencatatkan sejumlah rekor baru yaitu kemenangan terbanyak dengan sembilan kali dari 12 balapan, jumlah poin terbanyak yang melampaui rekor Ayumu Sasaki dengan 203 poin pada musim 2015, dan menjadi pembalap termuda yang menjuarai ATC di usia 14 tahun.
Pada tahun yang sama, ia juga mengasah kariernya di Asia Road Racing Championship (ARRC) kelas Asia Production 250 (AP250).
Dengan absen balapan satu seri, ia menyelesaikan musimnya di sana di posisi ketiga dengan 160 poin, di bawah dua rekan setimnya Herjun Atna Firdaus dan Rheza Danica Ahrens.

Perjalanan Veda di Red Bull Rookies Cup
Setelah khatam di pentas balapan Asia, perjalanan balap Veda Ega Pratama pada 2024 berlanjut di kejuaraan Eropa, Red Bull Rookies Cup setelah dipromosikan Dorna Sports.
Red Bull Rookies Cup merupakan kejuaraan balap Eropa yang menjadi salah satu anak tangga para pembalap untuk mencapai level Grand Prix yang kini sudah banyak melahirkan pembalap-pembalap top seperti Jorge Martin, Brad Binder, Joan Mir, Enea Bastianini, hingga Pedro Acosta.
Pada musim ini, Red Bull Rookies Cup memainkan tujuh seri, dimulai dari Jerez (27-28 April), Le Mans (11-12 Mei), Mugello (1-2 Juni), Assen (29-30 Juni), Spielberg (17-18 Agustus), Aragon (31 Agustus-1 September), dan ditutup di Misano (7-8 September)
Debut Veda di Red Bull Rookies Cup tak berjalan manis setelah ia dua kali terjatuh pada race 1 di Sirkuit Jerez, Spanyol. Poin pertamanya baru didapatkan pada keesokan harinya di race 2 saat dirinya mendapatkan lima poin setelah finis posisi ke-11.
Di seri kedua di Sirkuit Le Mans, Prancis, Veda memperbaiki performanya dengan finis kesepuluh pada race 1 dan kemudian finis ketujuh pada race 2.
Pada dua seri berikutnya di Mugello, Italia dan Assen, Belanda, Veda tampil semakin baik. Ia tampak belajar dari empat balapan sebelumnya yang hanya menempatkannya di posisi ketujuh sebagai posisi finis terbaik.
Pada race 1 di Assen, Veda hampir mendapatkan podium pertamanya. Ia menghuni posisi ketiga saat balapan menyisakan dua tikungan lagi sebelum garis finis.
Namun, drama yang terjadi ketika dirinya berbenturan pada tikungan terakhir membuat posisi ketiga akhirnya ditempati oleh Valentin Perrone.
Ia yang tampil apik sepanjang balapan harus puas finis posisi keempat, berjarak 0,658 detik dari pemenang balapan Brian Uriarte yang mengalahkan Rico Salmela di posisi kedua.
Veda yang juga mengasah kemampuannya di ARRC kelas Supersports (SS600) tahun ini dengan menggunakan motor dengan kapasitas lebih besar, akhirnya semakin matang di Red Bull Rookies Cup.
Podium yang dinanti-nantikannya akhirnya berada dalam genggaman tepat sehari setelah Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan ke-79-nya, Minggu (18/8), di Red Bull Ring, Austria.
Veda Ega sapu bersih kemenangan di Sirkuit Mandalika