Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan RSHD Kota Bengkulu Meidi Fazirin di Bengkulu, Selasa, menyebutkan bahwa 22 ruangan tersebut merupakan bekas ruangan isolasi untuk pasien COVID-19, sebab wabah cacar monyet memiliki karakteristik penularan yang sama, yaitu melalui udara (airbone).
"Untuk kasus cacar monyet ini di tempat kita belum ada, namun kita wajib waspada dan melakukan antisipasi dengan menyiapkan 22 ruangan isolasi," ujar dia.
Baca juga: Dinkes Bengkulu imbau warga terapkan prokes cegah cacar monyet
Baca juga: Dinkes Bengkulu imbau warga terapkan prokes cegah cacar monyet
Ia menerangkan bahwa cacar monyet jauh lebih berbahaya jika dibandingkan dengan penyakit cacar air (smallpox). Sebab, penyebaran cacar monyet selain melalui udara juga melalui sentuhan, bahkan hubungan sesama jenis.
Untuk gejala penyakit cacar monyet sama dengan gejala penyakit cacar air, namun disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar area ketiak dan selangkangan dan juga gelembung cacar yang mengeluarkan nanah.
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu mengimbau kepada masyarakat untuk kembali menerapkan protokol kesehatan (prokes) guna mencegah penyebaran virus cacar monyet.
Baca juga: Perilaku seksual menyimpang dapat sebarkan virus cacar monyet
Baca juga: Perilaku seksual menyimpang dapat sebarkan virus cacar monyet
Penerapan kesehatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat, seperti menggunakan masker, mencuci tangan, mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi.
"Upaya pencegahan ini harus dilakukan secara konsisten agar kota tetap dalam kondisi yang aman dan sehat," kata Kepala Dinkes Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani.
Penerapan prokes yang dilakukan secara berkala sangat penting untuk menjaga kondisi tetap kondusif serta dapat mencegah penyebaran virus cacar monyet.
Untuk itu, ia meminta agar seluruh masyarakat Kota Bengkulu tetap tenang dan tidak panik terkait penyebaran virus cacar monyet tersebut.