"Pertama, masing-masing daerah agar melaksanakan monitoring serta antisipasi risiko perubahan cuaca ekstrem yang mempengaruhi produksi komoditas pangan strategis," kata Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Isnan Fajri di Bengkulu, Rabu.
Monitoring dan langkah antisipasi tersebut menurut dia cukup penting mengingat kemungkinan cuaca ekstrem yang akan mengganggu rantai produksi maupun distribusi pangan.
Poin kedua, lanjut dia TPID mesti melaksanakan pemantauan stok pangan menjelang momen hari besar keagamaan nasional (HBKN) Natal 2024 dan kebutuhan pangan menyambut Tahun Baru 2025.
"Kemudian, menyampaikan laporan TPID triwulanan dan laporan TPID Tahun 2024. Keempat, mempersiapkan program unggulan untuk dilaporkan dalam laporan tahunan TPID," kata dia lagi.
Poin selanjutnya yang menjadi perhatian yakni perlunya penyusunan peta jalan TPID 2025-2027 Provinsi Bengkulu dan kabupaten kota.
"Keenam, mendorong setiap kabupaten kota untuk melaksanakan kerja sama antar daerah (KAD). Kemudian, mendorong setiap kabupaten kota untuk membentuk kios pangan bekerja sama dengan pedagang yang berlokasi di pasar utama dalam rangka pengendalian inflasi," kata dia.
Kios pangan tersebut lanjut dia tentunya akan memudahkan masyarakat mendapatkan komoditas pangan dengan harga yang lebih terjangkau. Selain itu, kios pangan juga menjadi sarana menyerap produksi pertanian daerah dan menjaga stabilitas harga pasar.
"Kedelapan, mendorong optimalisasi penggunaan BTT untuk pengendalian inflasi. Selanjutnya, mendorong identifikasi, pencatatan dan implementasi penggunaan APBD untuk program pengendalian inflasi pada setiap organisasi perangkat daerah," ujarnya.
Merujuk data saat ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu menyatakan inflasi di provinsi berjuluk Bumi Rafflesia itu memasuki kategori ideal.
Inflasi yang berada dalam rentang target nasional 2,5 plus minus 1 persen (yoy), yang menurut Pemprov Bengkulu merupakan angka ideal bagi daerah saat ini dalam mewujudkan roda perekonomian dan kinerja pertumbuhan ekonomi tetap berjalan dengan baik.
Provinsi Bengkulu berhasil mempertahankan deflasi selama tiga bulan berturut-turut dari Juni-Agustus 2024. Upaya tersebut mampu menggeret inflasi Bengkulu yang sebelumnya berada di atas rentang target nasional, kini berada pada rentang target.
Awalnya pada Mei 2024, inflasi Bengkulu melebihi batas atas rentang target inflasi nasional, dengan nilai sebesar 3,71 persen (yoy). Kemudian pada Juni-September 2024, Bengkulu mengalami deflasi berturut-turut.
Kondisi tersebut mendorong inflasi daerah ke level 2,34 persen, sesuai dengan rentang target nasional 2,5 plus minus 1 persen (yoy).
Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal menyatakan hal terpenting Bengkulu saat ini adalah menjaga angka tersebut tidak mengalami kenaikan hingga akhir tahun.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan kata dia yakni terkait produksi pangan, faktor cuaca, distribusi dan hal penting lainnya terkait pengawasan pasar agar tidak ada gejolak.
"Komoditas yang perlu menjadi perhatian yakni beras, beras sekalinya naik turunnya susah, memastikan stabilitas harga beras menjadi salah satu faktor penting menjaga inflasi sesuai target hingga akhir 2024 ini," kata dia.