Sebaliknya, dalam wawancara perdana Amorim bersama United, pelatih asal Portugal itu menekankan bahwa formasi bukanlah segalanya, melainkan identitas.
"Banyak orang bicara tentang 3-4-3, 4-3-3, dan semua hal itu. Tapi yang paling penting bagi saya adalah identitas. Tujuan utama saya adalah identitas," kata Amorim.
Amorim, yang selama empat tahun terakhir tidak pernah mengubah sistem permainannya, membawa inti itu ke Manchester United.
Dia memaksa para pemainnya untuk percaya satu sama lain, saling terkoneksi, meskipun bermain dengan gaya yang tidak biasa mereka mainkan sebelumnya.
Dan sistem itu terlihat jelas di tiga pertandingan pertama Amorim, kendati belum sempurna diterapkan oleh pemain-pemain United.
Baca juga: Amorim: MU punya kualitas untuk cetak banyak gol
Rotasi
Hal lain yang terlihat dari tiga pertandingan pertama United bersama Amorim adalah rotasi pemain, terlebih sebelas pemain pertama dalam setiap laga yang terus berubah-ubah.
Banyak orang bilang Amorim sedang bereksperimen dan mencari komposisi yang pas untuk pemain-pemain intinya.
Namun di sebuah wawancara, Amorim justru menyebut rotasi dilakukan untuk memberi pesan bahwa seluruh pemain memiliki peran dalam tim.
Amorim juga menyebut rotasi dilakukan untuk menjaga para pemain tetap bugar di tengah jadwal yang padat. Terlebih lagi, Amorim sangat berhati-hati memainkan pemain-pemain yang memiliki riwayat cedera.
Bruno Fernandes, gelandang andalan Manchester United yang sejak era Ole Gunnar Solskjaer sampai Erik ten Hag hampir selalu bermain 90 menit penuh, ditarik keluar kala pertandingan melewati 60 menit saat melawan Everton. Kaki kirinya terlihat dikompres menggunakan es batu saat di bangku cadangan setelah ditarik keluar.
Hal ini sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh ten Hag dan Solskjaer yang memperlihatkan diri mereka memiliki pemain-pemain favorit pribadi yang selalu dimainkan, meskipun performanya mengecewakan. Favoritisme ini membuat heran para penggemar Setan Merah.
Gaya komunikasi
Sejak sebelum datang ke United, para pemain Sporting CP menyebutkan bahwa Ruben Amorim adalah pribadi yang pandai berkomunikasi dengan pemain. Pendekatan kepada pemain lebih humanis.
Dan itu pula yang terlihat jelas di Manchester United.
Amorim memiliki kemampuan komunikasi yang istimewa, dan hal ini diakui sendiri oleh pemain-pemainnya, termasuk bek Noussair Mazroui, yang mengungkapkan kesan pertamanya dengan Amorim.
"Keterampilan sosialnya sangat baik. Dia menyampaikannya tepat sasaran. Semua orang bisa langsung mengerti apa yang dikatakannya," kata Mazroui.
Tidak hanya kepada pemain, Amorim pandai memilih kata-kata yang pas bahkan saat dalam wawancara kepada media.
Saat United menang 4-0 atas Everton dan Amad Dialo menjadi salah satu pemain yang bersinar di laga itu, Amorim mengapresiasi performa Amad berkat polesan pelatih interim MU sebelumnya, Ruud van Nistelrooy.
Baca juga: Hasil imbang warnai debut Ruben Amorim tangani Manchester United
"Amad kembali bermain dengan sangat baik. Ruud van Nistelrooy banyak membantunya dalam pertandingan-pertandingannya, dan sekarang dia membantu saya," kata Amorim.
Ini kali pertama United ditangani oleh pelatih yang "baik hati".
Sebelumnya, legenda MU Ole Gunnar Solskjaer juga memiliki pendekatan yang lembut kepada pemain-pemainnya.
Akan tetapi, komunikasi dari kepala pelatih kepada pemain memiliki peran penting bagaimana seorang manajer bisa dipercaya skuadnya.
Hal itu bisa terlihat dari bagaimana Jose Mourinho berseteru dengan Paul Pogba, atau Erik ten Hag bersitegang dengan Cristiano Ronaldo dan Jadon Sancho. Semua hal itu berdampak pada performa tim di lapangan.
Mereka berusaha terlihat sekeras Alex Ferguson yang dikenal memiliki karakter kepelatihan yang tegas dan keras.
Namun Sir Alex tetap mendapatkan kepercayaan dari seluruh skuad dengan sikap tegasnya tersebut, dan tidak memengaruhi performa tim.