Pekanbaru (Antara) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Riau mengaku pesimistis target 100 ribu turis asing, karena hingga kini warga di Riau lebih meminati potensi wisata di Sumatera Barat (Sumbar).
"Sampai saat ini, tidak dapat dihindari kenapa mereka yang tinggal di Riau lebih memilih wisata sejumlah daerah di Sumbar," ucap Ketua Asita Riau Dede Firmansyah di Pekanbaru, Senin.
Menurut dia, tidak sedikit warga di provinsi tersebut memilih berwisata luar daerah seperti Sumatera Utara, Jawa, dan bahkan ke Singapura dengan transit di Batam, Kepulauan Riau.
Hal ini, katanya, terus terjadi meski Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau terus dan selalu mendengungkan pembangunan sejumlah destinasi wisata di daerah itu.
"Siapa pun berhak pergi melakukan pelancongan, selain memang tidak dilarang. Fenomena warga di Riau lebih pilih wisata ke luar, seharusnya dapat ditangkap oleh instansi terkait," katanya.
Pihaknya memberi catatan terhadap fenomena tersebut, dan menyarankan kepada instansi yang membidangi masalah pariwisata di Riau bisa dijadikan bahan evaluasi atau catatan akhir tahun 2016.
Dede mengatakan, persepsi warga terhadap satu destinasi wisata di Riau dengan julukan "Bumi Lancang Kuning" harus diubah dahulu dengan tidak cuma mengandalkan satu instansi.
"Hingga kini, yang sangat krusial di Riau adalah infrastuktur. Baik jalan menuju destinasi, atau di daerah destinasi wisata itu sendiri," katanya menjelaskan.
"Kami masih miliki keyakinan bahwa dalam dua atau tiga tahun ke depan, provinsi ini telah siap jadi destinasi wisata di 12 kabupaten/kota," ujar Dede dengan semangat.
Ahmad Hijazi, Sekda Provinsi Riau mengatakan, pihaknya mempunyai keinginan kuat, agar potensi pariwisata di berbagai daerah bisa menjadi sumber pendapatan bagi warga tempatan.
"Kita saat ini, sedang mengembangkan kepariwisataan di daerah. Tujuannya, agar peningkatan potensi ekonomi bagi warga lokal", paparnya.
Seperti diketahui, sektor pariwisata telah menjadi prioritas program pembangunan nasional Presiden Joko Widodo, termasuk dalam rapat koordinasi terakhir bersama kepala daerah se-Indonesia.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, hasil kesepakatan antara pemerintah dan Tiongkok, akan ada 10 juta wisatawan asing dari negara tersebut masuk ke Indonesia.
"Saat ini baru di Manado, Sulawesi Utara, dengan jumlah wisatawan dari Tiongkok sekitar 600 per hari. Biro perjalanan di Manado telah menargetkan 1.000 orang wisatawan asing per hari untuk datang ke Manado," katanya.
"Kita (Riau) tak usah banyak-banyak, 100 ribu per tahun sudah cukup. Di 2015 angka kita sudah 54 ribu. Jika kita dorong terus dengan semangat kebersamaan, insya Allah 100 ribu turis asing per tahun akan kita capai," ucapnya. ***1***