Bengkulu (Antara) - Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu merilis frekuensi gempa yang terjadi di wilayah Bengkulu akibat gesekan lempeng Indoaustralia dan Eurasia mencapai 50 kali per bulan.
"Jadi hampir setiap hari ada dua kali gempa dengan kekuatan variatif 4 hingga 5 skala Richter di Bengkulu," kata Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Bengkulu, Sudiyanto di Bengkulu, Kamis.
Pada Oktober 2016 kata dia, gempa bumi yang terekam alat seismoter di Kantor Badan Geofisika BMKG yang berada di Kabupaten Kepahiang mencapai 52 kali.
Dari 52 kali gempa bumi itu, sebanyak lima kali berkekuatan di di atas 5 SR sehingga getarannya cukup dirasakan warga Bengkulu.
"Sedangkan sisanya atau sebagian besar berkekuatan 4 ke bawah yang getarannya tidak dirasakan warga," ucapnya.
Sudiyanto menambahkan, frekuensi gempa yang cukup tinggi menuntut kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi bencana gempa bumi.
Kewaspadaan itu menurut dia harus melekat terus menerus sebab Bengkulu dan wilayah Pantai Barat Sumatera lainnya berada di garis lempeng aktif Indoaustralia dan Eurasia.
Termasuk gempa bumi yang melanda Aceh pada Rabu (7/12) pagi menurut dia merupakan jenis gempa yang berpotensi melanda wilayah Bengkulu.
"Gempa tektonik yang berpusatnya di darat sehingga daya rusaknya tinggi. Gempa Aceh juga diakibatkan tubrukan lempeng Indoaustralia dan Eurasia," katanya menjelaskan.
Selain seluruh wilayah kabupaten dan kota rawan gempa bumi, masyarakat yang bermukim di pesisir Pantai Barat Sumatera menurut dia harus lebih waspada sebab gempa tektonik berpusat di laut dapat pula memicu tsunami.
Pemahaman masyarakat atas kondisi alam sekitarnya lanjut Sudiyanto perlu terus ditingkatkan sehingga mampu mengenali ancaman bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
"Bukan menakuti atau membuat cemas tapi lebih pada kesiapsiagaan karena bencana gempa tidak bisa diprediksi datangnya," katanya.***4***
BMKG Bengkulu : 50 gempa bumi per bulan
Jumat, 9 Desember 2016 3:53 WIB 1647