Manajer Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan atau UPDK Bengkulu, Yuliandra saat menerima kedatangan puluhan wartawan peserta media gathering PLN WS2JB, di Kepahiang, Selasa, menjelaskan bahwa energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit ramah lingkungan tersebut memiliki kapasitas 370 MW atau 210 MW, dengan total potensi energi tahunan yang dihasilkan mencapai 1.140 GWH.
"Saat ini listrik sudah menjadi kebutuhan masyarakat, di mana listrik yang dihasilkan oleh PLTA Musi ini selanjutnya didistribusikan kepada masyarakat pelanggan listrik PLN se Sumatera," ujarnya.
Keberadaan PLTA Musi itu sendiri kata dia, tercatat sebagai pembangkit listrik tenaga air yang terbesar di Sumatera, dan bahkan energi listrik yang dihasilkan masih berlebih.
Sementara Manajer Senior SDM PT PLN WS2JB, Ferri Bawan menambahkan, keberadaan PLT Musi yang berada di Kabupaten Kepahiang ini menjadi hal yang membanggakan mereka karena menjadi yang pertama dibangun dan terbesar di Sumatera.
"Ini menjadi yang pertama dibangun oleh pemerintah dan terbesar di Sumatera, produksi listrik yang dihasilkan PLTA Musi ini alirkan ke sejumlah daerah di Sumatera," kata Ferri.
Kehadirian insan media ke lokasi pembangkit di Kepahiang kali ini tambah dia, hendaknya menjadi hal yang positif dalam menjalin kerjasama dan saling mendukung melalui pemberitaan yang positif sehingga bisa menangkal berita-berita bohong atau hoaks seputaran PLN.
Kegiatan media gahtering yang diadakan PT PLN WS2JB kali ini dilaksanakan selama dua hari yakni 18-19 Desember dengan melakukan peninjauan langsung produksi listrik di pembangkit di PLTA Musi, peninjauan lokasi penangkaran bunga bangkai di Desa Tebat Monok dan keesokan harinya dilanjutkan dengan kegiatan olahraga arung jeram di Sungai Musi wilayah itu.
Baca juga: PLN: Program CSR disalurkan secara selektif
