Wakil Bupati Mukomuko Haidir di Mukomuko, Kamis, menyatakan khawatir angka kemiskinan di daerah ini bertambah karena hampir mayoritas masyarakat di daerah ini merupakan petani kebun kelapa sawit.
“Kalau tahun ini angka kemiskinan di daerah ini turun dibandingkan sebelumnya. Tetapi sejak harga jual tandan buah sawit rendah sehingga dampaknya bisa dirasakan tiga bulan ke depan pada tahun 2019,” ujarnya.
Untuk itu, ia menyarankan, masyarakat di daerah ini agar inovatif guna menambah penghasilan keluarganya.
Menurutnya, masyarakat jangan hanya mengandalkan sawit sebagai mata pencaharian utama, masih banyak pekerjaan alternatif seperti pemanfaatan cangkang sawit.
Ia menyatakan, cangkang tanaman kelapa sawit bisa diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis. Pengolahan cangkang sawit ini bisa menjadi pekerjaan alternatif masyarakat.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mukomuko Herlian sebelumnya menyebutkan tahun ini angka kemiskin di daerah itu mengalami penurunan sekitar satu persen dibandingkan dengan sebelumnya.
Berdasarkan data terpadu penanggulangan kemiskinan di daerah itu, sebanyak 14.568 orang warga miskin pada tahun ini, atau 8,13 persen dari 178.997 orang warga setempat.
Angka kemiskinan tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan data terpadu penanggulangan kemiskinan pada tahun 2015 yang menyebutkan sebanyak 16 ribu warga miskin setempat, atau 9,6 persen dari jumlah penduduk daerah itu.
“Kalau dibandingkan data terpadu penanggulangan kemiskinan tahun ini dengan tahun 2015 terjadi penurunan sekitar satu persen, ujarnya.