Ternate (ANTARA) - Deputi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Alwi Asagaf meminta pemerintah daerah (pemda) di seluruh Indonesia untuk melestarikan olahraga tradisional di daerah masing-masing agar tidak punah terlindas olahraga moderen.
Permintaan itu disampaikan Alwi Asagaf pada pembukaan Festival Olahraga Tradisional Nasional ke-8 tahun 2012 di lapangan Ngara Lamo, Kota Ternate, Maluku Utara, Sabtu.
Menurut dia, setiap daerah di Indonesia memiliki banyak jenis olahraga tradisional, namun sebagian di antaranya tidak dikenal lagi oleh masyarakat setempat, khususnya anak-anak dan para remaja karena dilindas oleh kemajuan olahraga moderen.
Pemda, kata Alwi Asagaf, harus memiliki komitmen untuk melestarikan olahraga tradisional itu karena selain sebagai warisan leluhur juga memiliki nilai-nilai filosofi yang dapat mencegah generasi muda pada tindakan tercela, seperti terlibat narkoba dan tawuran.
"Jadi, olahraga tradisional harus terus digali dan dikembangkan, bahkan harus diupayakan bisa menjadi warisan dunia, seperti kesenian tari zaman dari Aceh yang kini telah ditetapkan menjadi warisan dunia," katanya.
Ia mengatakan, Kementerian Pemuda dan Olahraga juga terus melakukan berbagai upaya untuk melestarikan olagraga tradisional, di antaranya dengan mengagendakan penyelenggaraan Festival Olahrga Tradisional Nasional secara periodik, seperti dilaksanakan di Ternate tahun ini.
Sementara itu, Gubernur Malut Thaib Armaiyn dalam sambutan tertulis dibacakan Sekprov Malut Majid Husen pada pembukaan Festival Olahraga Tradisional Nasional tersebut mengatakan, Pemprov Malut dan seluruh pemkab/pemkot di daerah ini selama ini telah melakukan berbagai upaya untuk melestarikan olahraga tradisional.
Upaya itu, kata gubernur, di antaranya dilakukan dengan cara menggelar Festival Seni dan Budaya, yang didalamnya ditampilkan berbagai seni dan budaya tradisional termasuk di antaranya yang sifatnya olahraga tradisional.
Ketua Panitia Olahraga Tradisional Nasional ke-8 Jafar Umar mengatakan, festival olahraga tradisional yang berlangsung dari 13-15 Oktober 2012 tersebut diikuti 450 peserta dari 30 provinsi di Indonesia.
Tiga provinsi di Indonesia di antaranya Sulawesi Tenggara dan DI Yokyakarta tidak mengirimkan peserta tanpa diketahui penyebabnya. (ant)