Jakarta (ANTARA) - Kemungkinan bertambahnya Partai Gerindra atau partai lain dalam koalisi calon presiden terpilih Joko Widodo bisa memberikan dampak berkurangnya tempat untuk kalangan profesional di Kabinet Kerja II, menurut pengamat politik Silvanus Alvin.
"Nanti ruang untuk para profesional sulit terpenuhi karena sudah penuh sesak dengan para politisi. Ekstremnya adalah politisi ini bergabung karena ada tujuan politik semata," ungkap akademisi Universitas Bunda Mulia itu ketika dihubungi di Jakarta pada Senin.
Baca juga: Nama menteri usulan PDIP sudah disimpan Megawati
Menurut dia, bergabungnya partai-partai baru dalam koalisi bisa mengubah dinamika antarpartai yang sudah bergabung jauh sebelumnya.
Semua partai pasti memiliki kepentingannya masing-masing, ujarnya, dan pengaruh bertambahnya koalisi akan terlihat di parlemen ke depannya. Karena jika koalisi pecah, kemungkinan terburuknya maka kebijakan eksekutif bisa terjegal di legislatif.
Hal itu didasari bagaimana di parlemen, meski sudah tergabung dengan koalisi, langkah yang diambil anggota parlemen akan sesuai dengan keputusan partai mengingat mereka adalah kader partai.
Baca juga: Wacana menteri muda kabinet Jokowi, begini menurut Megawati
"Takutnya kegaduhan politik akan terjadi jelang pemilu 2024 karena masing-masing perwakilan parpol di pemerintahan punya keinginan politik sendiri-sendiri yang mau dicapai," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan akan memasukkan darah segar di Kabinet Kerja II dengan memilih menteri muda dan generasi milenial.
Sampai saat ini, Jokowi dan calon wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin belum mengumumkan nama-nama yang akan masuk ke Kabinet Kerja II baik dari partai maupun nonpartai.
Baca juga: Demokrat sebut silaturahmi SBY-Jokowi masih dijadwalkan
Koalisi terlalu gemuk, jatah profesional akan terancam dalam Kabinet Kerja II
Senin, 12 Agustus 2019 20:35 WIB 1392