Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Enam ekor gajah Sumatera (elephas maximus Sumatrae) yang dibina Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu di Pusat Konservasi Gajah Seblat kini diincar manajemen "Bali Zoo".
Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Bengkulu Darwis Saragih, Kamis, mengatakan rencana tersebut belum pasti karena tergantung keputusan Kementerian Kehutanan.
"Belum pasti karena gajah adalah satwa terancam punah yang dilindungi, jadi prosesnya tidak gampang," kata Darwis.
Ia mengatakan Bali Zoo memang memiliki kerja sama dengan Kementerian Kehutanan tentang pemeliharaan sejumlah satwa, namun tidak otomatis dapat membawa gajah dari PKG Seblat Bengkulu ke Bali.
Prosedur pemindahan gajah yang merupakan satwa dilindungi dan terancam punah harus mendapat persetujuan dari Menteri Kehutanan, katanya.
Petugas Bali Zoo Agung Santosa saat dikonfirmasi membantah rencana manajemen kebun binatang itu untuk membawa gajah dari Bengkulu.
"Tidak benar itu, kami tidak berencana membawa gajah dari Bengkulu," katanya.
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber menyebutkan petugas Bali Zoo sudah mendatangi PKG Seblat dan menyatakan rencana membawa enam ekor gajah Bengkulu ke Bali.
Enam ekor gajah tersebut termasuk dua ekor gajah yang sebelumnya dibina manajemen wisata Pasir Putih Bengkulu yang saat ini berada di PKG Seblat serta seekor anak gajah korban konflik berusia dua tahun bernama Bona.
Rencana pemindahan sejumlah gajah, termasuk gajah kecil bernama Bona tersebut mendapat protes keras dari aktivis peduli satwa liar.
Juru bicara ProFauna Indonesia, Radius Nursidi mengatakan pemindahan sejumlah gajah ke kebun binatang membuktikan Kementerian Kehutanan sudah kehilangan orientasi dalam konservasi.
"Pembangunan pusat konservasi gajah itu tujuannya bukan untuk melatih gajah masuk ke kebun binatang, tapi untuk meredam konflik antara manusia dan satwa liar di Bengkulu," katanya.
Gajah yang sudah dibina PKG Seblat selama bertahun-tahun dengan anggaran yang tidak sedikit berfungsi membantu petugas KSDA menghalau gajah liar yang masuk ke kebun warga di sekitar PKG Seblat.
Ia juga menyoroti pelayanan yang diberikan BKSDA Bengkulu kepada petugas Bali Zoo yang bebas memasuki PKG Seblat untuk menentukan gajah yang akan dibawa ke kebun binatang.
"Sebagus apapun fasilitas yang disediakan manajemen Bali Zoo, gajah tetap lebih baik berada di habitatnya," katanya.
Selain itu komersialisasi satwa dilindungi dan terancam punah itu menurutnya sudah saatnya ditinjau ulang oleh Kementerian Kehutanan.
Pelaksana tugas Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah mengatakan tidak mengetahui rencana pemindahan enam gajah PKG Seblat ke Bali.
"Saya mengontak langsung Kepala Dinas Kehutanan yang juga sama sekali tidak tahu soal pemindahan itu dan saya sudah instruksikan agar proses pemindahan ditahan sampai semuanya jelas," katanya. (ANT)
"Bali Zoo" incar enam gajah Sumatra dari Bengkulu
Kamis, 8 November 2012 13:53 WIB 2030
.....Sebagus apapun fasilitas yang disediakan manajemen Bali Zoo, gajah tetap lebih baik berada di habitatnya.....