Langkah solusi inovasi Fortinet di tengah ancaman AI

Langkah solusi inovasi Fortinet di tengah ancaman AI

Country Director Fortinet Edwin Lim

Jakarta (ANTARA) - Country Director Fortinet Indonesia Edwin Lim mengungkapkan ada empat solusi inovasi yang dilakukan Fortinet di tengah ancaman serangan pelaku siber dengan menggunakan Artificial Intelligence atau AI. Inovasi yang disediakan yakni contextual gen AI atau AI kontekstual generatif.

AI generatif digunakan untuk meningkatkan dalam pengoptimalan produk dengan cara menganalisis keamanan.

"Kita bicara mengenai bagaimana AI bisa membantu dalam hal analisa security. Jadi, AI akan membantu bagaimana menganalisa keamanan, karena mungkin kalau dengan manusia pasti punya keterbatasan, terutama soal waktu. Manusia butuh tidur, kalau mesin nggak butuh tidur. Jadi kita butuh AI untuk terus menganalisanya," jelas Edwin di Jakarta, Rabu.

Solusi selanjutnya adalah AI big data, yang bertugas untuk memproses dan menganalisis triliunan peristiwa menggunakan AI/ML. Dengan bantuan AI, Fortinet dapat mengelola lebih banyak informasi, yang mungkin tidak bisa dilakukan dengan kemampuan otak manusia. 

"Dengan AI, kita bisa mengolah semua informasi dalam waktu yang cepat, sehingga AI bisa membantu dalam segi keamanan atau mendeteksi kemungkinan adanya ancaman," terang Edwin.

Selain itu, keamanan data tidak akan lepas dari jaringan atau networking. Fortinet memiliki solusi inovasi dalam bentuk network operation AI, yakni mendeteksi dan memulihkan data secara menyeluruh.

Edward mengatakan Fortinet akan masuk ke area jaringan atau akses poin untuk mendeteksi adanya ancaman dari AI. Misalnya mendeteksi adanya masalah di suatu daerah atau kota dengan cepat.

"Kalau kita menggunakan produk Fortinet, yang sekarang itu juga sudah masuk ke area jaringan atau networking dan switches access point. Semua perangkat yang terkonektivitas dengan Fortinet, dengan menggunakan AI kita bisa dengan cepat menganalisa di daerah ini ada masalah, di kota ini ada masalah, dan kita bisa cepat untuk deteksinya,"

Inovasi keempat yakni AI untuk Large Language Model atau LLM dalam mencegah kebocoran data. Edward menekankan Fortinet menggunakan inovasi tersebut untuk menjaga agar data-data dari para customer atau pengguna tidak bocor.

"Tahun 2025 diperkirakan akan membawa gelombang baru serangan yang sangat terfokus dan didukung oleh AI. Mulai dari meningkatnya layanan Cybercrime-as-a-Service hingga konvergensi antara ancaman siber dan fisik, tren ini mencerminkan bagaimana para pelaku ancaman mendorong batasan untuk melancarkan serangan yang lebih presisi dan berskala besar. Prediksi kami menegaskan pentingnya bagi organisasi untuk mengantisipasi dan beradaptasi dengan lanskap ancaman yang semakin dinamis," tuturnya.
Pewarta : PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024