Harga cabai merah pada tingkat petani di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, sejak dua pekan terakhir naik berkisar Rp8.000 per kilogram dari sebesar Rp47.000 per kg menjadi Rp55.000 per kg.

“Harga cabai merah sebesar Rp55.000 per kg, naik dibandingkan sebelumnya sebesar Rp48.000 per kg,” kata Ansori, seorang petani Desa Dusun Baru Pelakon, di Mukomuko, Minggu.

Ia menjelaskan, penyebab harga jual cabai merah di daerah ini naik karena produksi cabai merah di sejak beberapa bulan ini turun drastis dibandingkan sebelumnya atau saat virus corona masuk daerah ini.

Ia mengatakan, tidak seperti awal tahun ini banyak petani baik petani lama maupun yang baru menanam cabai merah sehingga produksi cabai merah di daerah ini melimpah dan harganya turun drastis.

“Pada saat itu harga cabai merah pernah sebesar Rp5.000 per kg dan paling tinggi sebesar Rp10.000 per kg sehingga banyak petani yang baru merugi dan tidak melanjutkan lagi aktivitas menanam cabai merah karena tidak balik modal,” ujarnya pula.

Ia memperkirakan, pada saat itu produksi cabai merah ini baik dari daerah ini maupun dari kabupaten tetangga sebanyak lima ton per kecamatan dari sebanyak 15 kecamatan di daerah ini.

Sekarang ini, katanya, produksi cabai merah paling banyak 500 kilogram per kecamatan dan dengan jumlah produksi sebesar itu tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.

Ia mengatakan, sekarang ini banyak petani di daerah ini yang tidak lagi menanam cabai merah karena mereka kehabisan modal untuk melakukan aktivitas penananam tanaman hortikultura ini.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Mukomuko Nurdiana menyatakan tidak ada kegiatan operasi pasar untuk mengendalikan harga jual terutama cabai merah termasuk berbagai bahan kebutuhan pokok lainnya.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020