Malinau, (Antara Bengkulu) - Manajemen Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kabupaten Malinau menggantikan waktu pelaksanaan ujian nasional (UN) yang tertunda hingga Kamis itu dengan terus memberikan motivasi kepada peserta didik.
"Sebelum pelaksanaan ujian nasional yang sedianya digelar Senin, pihak sekolah melakukan rangkaian kegiatan mengajak para siswa untuk doa bersama menurut kepercayaannya masing-masing," kata Kepala SMAN 1 Malinau, Prancis SPd, di Malinau, Selasa.
Meskipun UN resmi dimundurkan hingga Kamis, tetapi sejak Senin (15/4) para siswa tetap ke sekolah, kemudian manajemen sekolah memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar mereka tetap bersemangat dalam menghadapi ujian.
Dia juga mengatakan bahwa penundaan UN tersebut itu sedikit atau banyak pasti memberikan pengaruh terhadap psikologis siswa. Untuk itu, pihaknya terus memberikan motivasi dan kekuatan mental agar selalu tegar menghadapi UN pada Kamis (18/4).
"Dampak negatif dari penundaan itu pasti ada, itu manusiawi karena mestinya mereka sudah siap, tetapi karena ditunda, tentu semangat mereka menurun kembali, bahkan ada yang kecewa," ujarnya.
Berkaitan dengan itu, maka manajemen sekolah terus memberikan semangat, yakni dengan mengumpulkan siswa kemudian diberikan pencerahan bahwa dengan adanya penundaan ujian, maka sisi positif dan hikmahnya, yakni masih memiliki waktu untuk belajar dan berdoa.
Dia juga mengatakan bahwa di sekolah yang dipimpinnya itu sejak lama sudah siap menghadapi UN. Andaikan pelaksanaan ujian tepat waktu atau hari Senin, pihaknya sudah mempersiapakannya.
Setiap ruang kelas sudah disiapkan diisi peserta ujian sebanyak 20 orang, bahkan sudah ada daftar nama dan foto peserta UN yang ditempel di pintu ruang kelas.
Adapun mata pelajaran yang diujikan pada hari pertama (Kamis), untuk program studi IPA adalah mata uji Kimia dan Biologi, sedangkan program studi IPS adalah Sosiologi dan Geografi.
Untuk peserta ujian di SMAN 1 Malinau tahun ini sebanyak 285 peserta, lebih banyak dari tahun sebelumnya dan diharapkan tingkat kelulusan siswa mencapai 100 persen.
Menurut dia, peristiwa penundaan ujian nasional tahun ini merupakan pengalaman terburuk sepanjang pelaksanaan ujian nasional, semestinya pemerintah mengkaji dengan cermat sebelum menerapkan hal-hal yang sifatnya baru.
Dia juga berpendapat agar ke depan pencetakan materi UN dikembalikan seperti dulu, yakni cukup dicetak di tingkat provinsi, kemudian sekolah diberikan kewenangan menyelenggarakan ujian nasional karena lebih efektif dan efisien. *
SMAN I malinau gantikan UN dengan beri motivasi
Selasa, 16 April 2013 14:24 WIB 915