Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Bupati Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu Reskan Effendy mengharapkan hasil penyusunan rancangan induk (grand design) pembangunan kependudukan di daerah itu agar dapat dijadikan arah dalam pelaksanaan pembangunan kependudukan yang berkelanjutan.
"Pemerintah daerah menyambut baik atas prakarsa dalam penyusunan grand design pembangunan kependudukan 2013-2035, dengan harapan hasilnya tidak sebatas angka yang kurang menunjang pelaksanaan pembangunan di daerah ini," harap Bupati dalam sambutannya pada pembukaan penyusunan rancangan induk kependudukan di Manna BS, Kamis 18/4.
Grand design terdapat beberapa hal penting yang perlu dijadikan arah pelaksanaan pembangunan, rancangan induk yang disusun itu agar dijadikan pedoman penyusunan peta jalan pembangunan kependudukan supaya terjadinya sinergisitas, sinkronisasi, harmonisasi, efektif dan efisien.
Hasil penyususnan itu sebagai dokumen yang dapat dijadikan acuan pemerintah daerah dalam rangka perencanaan pembangunan yang berwawasan kependudukan. Selain itu ia juga mengharapkan dengan rancangan yang dihasilkan itu dapat menjadikan arah kebijakan bagi pelaksanaan dan pengendalian kuantitas penduduk 2013-2035 di Bengkulu Selatan.
Ia mengatakan, untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui rekayasa kondisi penduduk optimal yang berkaitan strutur, pertumbuhan serta pesebaran penduduk. Dalam mengendalikan pertumbuhan dan pesebaran penduduk mestinya harus sesuai dengan daya tampung dan dukung alam melalui pengendalian angka kelahiran mobilitas dan penurunan angka kematian, ujarnya.
Reskan Effendy menambahkan, jumlah penduduk yang besar tidak menjadi kekuatan pembangunan jika tidak disertai dengan kualitas yang memiliki daya saing. Penduduk yang berkualitas tinggi akan menjadi modal pembangunan serta mampu menunjang percepatan tumbuhnya ekonomi dan sosial.
Berdasarkan hasil SP 2010, Kabupaten Bengkulu Selatan berpenduduk 142.940 jiwa, dengan laju petumbuhan penduduk sebesar 1,20 persen/tahun. Melihat angka tersebut diperkirakan pada 2015 daerah itu akan dipadati penduduk mencapai 151.725 jiwa. Beberapa permasalah lain terhadap pembangunan kependudukan di daerah itu yang perlu diatatasi. Pada 2010 angka kelahiran di daerah itu masih berada pada 2,6 kelahiran anak per wanita subur.
Sementara angka kematian bayi sebesar 28,65/1.000 kelahiran hidup, bahkan terhadap sektor pendidikan, pada 2011 usia sekolah tingkat SD 55,85 persen, SMP 22,69 dan tingkat menengah atas 15,99 persen, tingkat perguruan tinggi hanya 5,47 persen. Sedangkan jumlah penduduk miskin di Bengkulu Selatan pada tahun yang sama sebesar 32.800 jiwa atau mencapai 22,55 persen.
Menurut dia, dengan tersusunnya rancangan induk pembangunan kependudukan Kabupaten Bengkulu Selatan dapat mengatasi permasalahan kependudukan di daerah ini. Tentunya hasil grand design agar dapat dijadikan arah dalam mewujudkan pembangunan kependudukan yang berkelanjutan, harapnya.
Kepala Bidang Advokasi dan Penggerakan Informasi (ADVIN) BKKBN Bengkulu Iskandar menyampaikan, bahwa rancangan induk kependudukan di Kabupaten Bengkulu Selatan disusun pada 18 April 2013 dengan melibatkan beberapa instansi lintas sektor.
"Sebagai penyelenggara Bappeda kabupaten BS dengan 25 orang tim penyusun, terdapat instansi SKPD KB, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan Nasional, Dukcapil, Disnakertransos Kapbupaten Bengkulu Selatan," jelas Iskandar.
Hadir dalam penyususn rancangan induk pembangunan kependudukan yang dibuka langsung Bupati Bengku Selatan Reskan Effendy itu tampak Direktur Perencanaan Pengendalian Penduduk BKKBN Satrijo Pramono Hindarto, Kepala Perwakilan BKKBN provinsi Bengkulu Widati serta sejumlah pejabat pemerintah kabupaten setempat.
Grand design pembangunan kependudukan, dapat dijadikan panduan dalam pelaksanaan program melalui penyamaan langkah dan gerak kebijakan, strategi program dan kegiatan lintas sektor dalam pengendalian jumlah penduduk.(rs)