LKBN Antara gelar wayang kulit promosikan budaya
Sabtu, 24 Agustus 2013 5:55 WIB 2016
Jakarta, (Antara Bengkulu) - Perum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara, Jumat malam menggelar pertunjukan wayang kulit di Pasar Seni Taman Impian Jaya Ancol Jakarta sebagai komitmen perusahaan dalam pelestarian budaya Indonesia.
"Ini sebagai wujud dari program BUMN peduli Budaya. Kami sangat memberikan perhatian kepada kebudayaan Indonesia dan ingin menghidupkan kembali pasar seni," kata Direktur Utama LKBN Antara Saiful Hadi.
Ia mengatakan LKBN Antara bersama pengelola Pasar Seni Taman Impian Jaya Ancol ingin mengembalikan kejayaan Pasar Seni pada era 80-an, sebagai destinasi dan pusat budaya Indonesia.
Staf Ahli Pasar Seni Taman Impian Jaya Ancol, Bogang mengatakan pengunjung Pasar Seni memang menurun dibandingkan pada masa kejayaannya di tahun 1975-1986.
"Kami berusaha menumbuhkan kembali dengan menyajikan pertunjukan budaya yang sesuai dengan zaman namun tidak glamor," kata Bogang.
Sekitar seratusan orang menyaksikan pertunjukan wayang kulit yang digelar di bawah bulan purnama malam itu. "Tidak heran mulai ramai pengunjung yang datang karena mereka sudah kangen dengan pertunjukan wayang," kata Heri, salah satu penikmat wayang.
Wayang kulit dengan dalang Reki Putut Sugiyanto tersebut mengambil tema Anoman Duta yang mengisahkan tanggung jawab Anoman sebagai duta rajanya, Prabu Batara Rama.
Anoman ditugaskan untuk menanyakan apakah Dasamuka bersedia mengembalikan Shinta dengan baik atau apakah harus direbut kembali dengan peperangan.
Akan tetapi, Dasamuka tidak peduli dengan permintaan tersebut dan tetap mempertahankan Dewi Shinta bahkan Anoman dikeroyok dan ditangkap, kedua tangan dan kakinya dibakar.
Dalam lakon tersebut, Anoman dikisahkan sebagai duta kebenaran yang bertugas membela kebenaran dan berada dalam misi suci.
Menurut budayawan yang juga mantan Pemimpin Umum LKBN Antara, M Sobari, selain mengemban misi melestarikan kebudayaan, LKBN Antara sebagai duta bangsa dan negara juga harus ikut memberikan pembinaan bagi dunia pers dan media.
"Kita dalam kehidupan sehari-hari juga memanggul misi seperti Anoman meskipun tidak banyak yang jiwanya seteguh Anoman. Manusia mudah tergoda, mudah serong dan menyimpang. Manusia sering lupa kepada kesucian," kata Sobari.