Mukomuko (ANTARA) - PT Agro Muko, perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan
petani sawit tentang cara pembibitan sawit yang baik, guna meningkatkan produksi tandan buah segar kelapa sawit milik petani setempat.
"Kegiatan ini untuk menambah pengetahuan kita tentang tanaman kelapa sawit, kita akan membahas mengenai "Nursery Oil Palm" atau pembibitan kelapa sawit," kata Senior Manajer Operasional (SMO) PT Agro Muko Wiwin melalui Kepala Tata Usaha Benyamin dalam keterangannya di Mukomuko, Minggu.
Ia mengatakan, untuk mendapatkan tanaman kelapa sawit yang baik, maka proses pembibitan kelapa sawit harus baik dan benar sehingga bibit kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik.
Ia mengatakan, syarat pertama pembibitan kelapa sawit adalah menggunakan bibit yang bersertifikat. Proses Pemesanan kecambah harus dari produsen kecambah yang bersertifikat.
Kecambah yang bersertifikat akan menjadi awal bibit yang baik dan harus disesuaikan dengan program areal yang akan ditanam dan disiapkan minimal satu tahun sebelumnya dalam jumlah yang cukup sehingga seleksi yang ketat tidak akan mengakibatkan kekurangan bibit yang akan ditanam kelapangan.
"Bibit yang dipesan harus berjumlah sesuai dengan kebutuhan per hektarnya ditambah lima persen sisipan 20 persen seleksi dalam proses pembibitan," ujarnya.
Selanjutnya, pembuatan bedengan atau tempat untuk pembibitan polybag Pre-nursery atau pembibitan yang dilakukan pada polybag kecil berlokasi didalam atau berdekatan dengan pembibitan utama (main-nursery) sehingga mudah dan mengurangi kerusakan bibit selama pemindahan.
Bedengan dibuat mengikuti bentuk lokasi pre-nursery, dimana bedengan memanjang dengan arah timur barat. Lebar bedengan dapat menampung 10 baby bag per baris sehingga polybag dapat terjangkau oleh tangan pekerja dari kedua sisi.
Ada sebanyak 500 "baby bag" dalam satu bedengan dan jarak antar bedengan 60 centimer. Dengan kata lain 1,8 meter lebar dan 11,5 meter panjangnya.
Lalu bedengan berbentuk persegi panjang, sehingga mempermudah dalam proses pengamatan pertumbuhan bibit. Bagian dasar polybag di bedengan harus ditinggikan lebih kurang 5 centimeter agar sisa air penyiraman tidak mengenai polybag.
Kemudian ditepi batas polybag diberi palang papan atau kayu sebagai penahan baby bag tetap berdiri rapi dan tidak jatuh. Setiap sudut atau tepi batas tanaman dipatok dengan kayu untuk penahan palang batas.
Selanjutnya, katanya, buat parit di gawangan bedengan untuk mencegah genangan air dari sisa penyiraman di pre-nursery. Pembuatan naungan bedengan
naungan berfungsi membatasi penyinaran matahari secara langsung, menghambat energy kinetik air hujan yang dapat merusak permukaan tanah polibag.
Tiang naungan dapat berupa kayu bulat berdiamater 7,5 10 centimeter atau kayu kaso 5x7. Jarak antar tiang sekitar 3 meter x 3 meter, dekat pinggir bedengan dan tidak dijalur gawangan bedengan agar tidak menghambat pekerja.
Tinggi naungan dua meter untuk mempermudah pengawasan dan perawatan.
Lebih lanjutnya, ia menyarankan kepada petani setempat harus mengetahui berbagai jenis penyakit yang dapat menyerang tanaman kelapa sawit dan cara pengendaliannya.
Selain itu, ia meminta kepada petani kebun kelapa sawit di daerah ini harus mengetahui cara mengenali tanaman kelapa sawit yang telah diserang oleh penyakit.
Selanjutnya, ia berharap, pengetahuan tentang cara pembibitan kelapa sawit dapat bermanfaat bagi petani di daerah ini.***1***
PT Agro Muko tingkatkan pengetahuan petani tentang pembibitan sawit
Minggu, 19 Desember 2021 8:26 WIB 8883