Jakarta (Antara) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengharapkan bahwa bertambahnya jumlah saham perusahaan yang dicatatkan di pasar modal domestik dapat meningkatkan likuiditas.
"Sepanjang tahun ini sebanyak 31 perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa, jumlah itu melampaui yang ditargetkan BEI sebanyak 30 perusahaan," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen di sela pencatatan saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan pada 2014, Bursa kembali menargetkan 30 perusahaan untuk melakukan IPO. Bursa tetap optimis minat perusahaan untuk mencatatkan sahamnya masih tinggi.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Kresna Graha Sekurindo, Michael Steven selaku penjamin emisi mengatakan bahwa pertumbuhan industri pasar modal domestik masih memiliki ruang yang cukup baik.
"Sebanyak lima perusahaan sudah menyampaikan minatnya untuk melakukan IPO," ucapnya.
Terkait saham SIDO, Michael mengatakan, saham itu mendapat tanggapan positif dari investor. Itu terlihat dari hasil "pooling" penawaran awal (bookbuilding) yang mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 11,4 kali.
"Itu kelebihan 'pooling' dari retel investor. Sementara investor dari investor istitusi kelebihan permintaan enam hingga tujuh kali. Institusinya campuran asing dan lokal," katanya.
Adapun jumlah saham yang ditawar dalam IPO adalah sebanyak 1,5 miliar saham baru atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Perseroan mendapatkan dana tunai sekitar Rp870 miliar dari keseluruhan jumlah saham yang dilepas dalam IPO.
Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat, menjelaskan alokasi penggunaan dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi terdiri atas 56 persen akan digunakan untuk modal kerja, 42 persen untuk investasi, dan sisanya untuk pegembangan sistem teknologi informasi dan komputerisasi perseroan.
Irwan Hidayat mengatakan bahwa pihaknya akan memperluas pabrik dengan menambah 10 hektare tanah dan diharapkan pembangunan pabrik dapat dilakukan secepatnya.
Terkait dengan fluktuasi mata uang rupiah, Irwan menilai akan berdampak pada kenaikan harga produk SIDO yang menggunakan bahan baku impor. Bahan baku yang diimpor antara lain untuk produk minuman energi.
Secara total, Irwan menargetkan penjualan SIDO di 2014 sebesar Rp2,8 triliun, sementara keuntungan bersih ditargetkan Rp450 miliar.
Dalam perdagangan saham perdana Rabu ini, saham SIDO dibuka menguat menjadi Rp660 per saham, naik 13,79 persen dari harga IPO sebesar Rp580 per saham.
Harga tertinggi di pembukaan perdagangan sempat menyentuh Rp680 per saham, sementara harga terendah di level Rp640 per saham. SIDO tercatat sebagai emiten ke-31 yang melakukan IPO di tahun ini.
BEI: bertambahnya jumlah saham dorong likuiditas pasar
Rabu, 18 Desember 2013 13:17 WIB 1734