Kepolisian Resor Mukomuko, Polda Bengkulu, menyebutkan kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur di daerah ini pada 2021 meningkat dibandingkan tahun 2020.
"Ada peningkatan, tahun 2020 sebanyak 11 kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur kemudian tahun 2021 sebanyak 12 kasus," kata Kepala Kepolisian Resor Mukomuko AKBP Witdiardi dalam keterangannya di Mukomuko, Kamis.
Ia mengatakan, dari sebanyak 12 laporan pelanggaran Undang-undang perlindungan anak, para pelaku dalam kasus pencabulan ini dikenal oleh korban atau orang terdekat korban.
Bahkan para pelaku pencabulan dan korban ini masih ada hubungan keluarga dekat maupun jauh dan tinggal satu rumah.
Ia menyebutkan, orang terdekat dengan korban ini seperti orang tua, tetangga, maupun pacarnya yang hampir setiap hari bertemu dengan korban.
Selanjutnya, ia mengajak, masyarakat setempat untuk menjalankan perannya masing-masing untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di daerah ini.
Selain itu, ia mengatakan, media massa cetak, elektronik, dan online di daerah ini menyampaikan informasi yang edukatif, aktual, dana berimbang sehingga kesadaran masyarakat meningkat.
Kapolres mengatakan, anak-anak masih butuh pengawasan dari orang tua. Perlindungan terhadap anak sebelum dia dewasa menjadi tanggung jawab orang tua.
"Sehingga kami mengharapkan semua orang tua di daerah ini agar memperhatikan anak-anak, karena terbukti saat ini kejahatan terhadap anak dilakukan orang-orang dekat," ujarnya pula.
Sementara itu, para pelaku dalam kasus pencabulan terhadap anak ini dijerat atas pelanggaran Pasal 76D juncto Pasal 81 UU Nomor 35 tahun 2014, tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman minimal lima tahun penjara.
Selanjutnya ia mengimbau para orang tua di daerah ini untuk menjaga anak agar terhindar dari tindak pidana pencabulan yang banyak dilakukan oleh orang terdekat korban.