Sekretaris Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Rohim Ghazali menilai Erick saat ini punya banyak peluang untuk sosialisasi ke masyarakat dengan posisinya sebagai menteri.
"Erick Thohir mungkin saat ini diperhitungkan karena dia punya banyak peluang untuk sosialisasi dengan memanfaatkan posisinya baik sebagai menteri maupun sebagai pengusaha yang sukses," katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Peluang tersebut, menurut dia, membuat pengusaha sukses itu dinilai mampu mendongkrak elektabilitas capres. Nama Erick Thohir mendongkrak persentase elektabilitas capres dalam hasil survei Lembaga Indikator Politik Indonesia.
Tiga nama capres seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan mendapat elektabilitas positif jika diduetkan dengan Menteri BUMN itu.
Menurut Rohim, semua figur yang muncul di survei-survei bagus tak terkecuali Erick. Tinggal, kata dia, bagaimana mereka meyakinkan publik bahwa mereka adalah figur yang tepat.
"Tidak hanya Erick Thohir, semua yang muncul di survei pasti bisa diperhitungkan. Kalau soal menang kalahnya ya belum bisa diprediksi karena watak politik kita sangat cair alias serba mungkin," ucapnya.
Di tengah masyarakat yang makin kritis, Rohim yakin siapa pun yang terpilih nantinya merupakan figur yang baik walau mungkin belum tentu yang terbaik.
Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis survei opini publik terkait calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024. Dari hasil survei tersebut, nama Menteri BUMN Erick Thohir dinilai perlu dipertimbangkan.
"Dari simulasi sejumlah nama, Erick Thohir selalu masuk sebagai pilihan masyarakat, baik itu sebagai calon presiden atau wakil presiden," tutur Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.
Berdasarkan hasil survei, dalam simulasi 33 nama capres, sosok Erick Thohir masuk di urutan 11 dengan 1,2 persen. Sementara di simulasi 19 nama capres, dia berada di urutan kesembilan dengan 1,3 persen.
Simulasi pun mengerucut ke tujuh nama capres. Nama Erick Thohir ada di urutan kelima dengan 2,4 persen. Menurut Burhanuddin ada peningkatan elektabilitas terhadap Erick Thohir jika dibandingkan Desember 2021.
"Pada Desember 2021 elektabilitas Erick Thohir berada di angka 1,8 persen. Pada Februari 2022, angkanya naik menjadi 2,4 persen," kata dia.
Selain itu, nama Erick Thohir yang dipasangkan sebagai pendamping calon presiden terbilang mendongkrak persentase elektabilitas capres. Hal itu terlihat dalam hasil survei simulasi tiga pasangan Pilpres.
Misalnya, komposisi Anies-AHY 27,4 persen, Ganjar-Erick 32,2 persen, Prabowo-Puan 28,7 persen. Kemudian komposisi Anies-AHY 27,1 persen, Ganjar-Airlangga Hartarto 29,7 persen, Prabowo-Erick 31 persen.
Selanjutnya, Anies-AHY 29,2 persen, Ganjar-Puan 26,9 persen, Prabowo-Erick 31,8 persen. Tidak ketinggalan, simulasi Anies-Erick 26,2 persen, Ganjar-Airlangga 31,2 persen, Prabowo-Puan 29,4 persen.
"Untuk simulasi dua pasangan, nama Anies-Erick 41,1 persen berhadapan Prabowo-Puan 38,9 persen. Ganjar-Erick 41,8 persen berhadapan Prabowo-Puan 39 persen," katanya.
Kemudian, Ganjar-Puan 33,1 persen berhadapan Prabowo-Erick 47,5 persen. Ganjar-Anies 44,1 persen berhadapan Prabowo-Erick 39,7 persen. Indikator Politik Indonesia melakukan survei secara tatap muka pada 11 Februari-21 Februari 2022.