Bengkulu (Antara) - Sekretaris Koalisi Perempuan Indonesia Wilayah Bengkulu Irna Riza menilai bahwa anggota legislatif perempuan relatih lebih bersih dari korupsi sebab ada nilai-nilai baik yang menjadi karakternya.
"Perempuan relatif lebih bersih korupsi karena ada nilai-nilai baik yang menjadi karakter dasar perempuan," katanya di Bengkulu.
Ia mengatakan hal itu dalam diskusi terbatas dengan tema "Apa yang harus dilakukan caleg perempuan?" yang digelar Kantor Berita Antara Biro Bengkulu.
Diskusi itu menghadirkan dua calon anggota legislatif yakni Syafridawati Tjaja dari Partai Golkar dan Isti Januarini dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) serta seorang akademisi dari Fakultas Hukum Universitas Hazairin Bengkulu, Himawan Ahmed Sanusi.
Menurut Irna, dari kajian Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), anggota legislatif perempuan terjerat korupsi karena sistem.
Bila dibandingkan dengan jumlah politisi laki-laki yang korupsi, menurutnya angka korupsi anggota legislatif perempuan sangat jauh lebih kecil.
"Tanpa menutup mata dari beberapa kasus politisi perempuan yang terjerat korupsi, ini menjadi membebani caleg perempuan yang tahun ini maju ke legislatif," katanya menerangkan.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Hazairin, Himawan Ahmed Sanusi menegaskan bahwa masalah korupsi tidak memandang jenis kelamin.
"Namun ada beberapa tips yang perlu diketahui caleg perempuan agar terbebas dari jerat korupsi," katanya.
Ia mengatakan ada empat modus korupsi di kalangan politisi yakni penentuan pendapatan negara, penggelembungan nilai proyek, kompromi eksekutif dan legislatif serta pencucian uang.
Setiap caleg menurutnya harus paham dengan modus tersebut sehingga saat duduk di legislatif dapat menghindari jerat korupsi.
Calon anggota DPR RI dari Partai Golkar Syafridawati Tjaja yang sudah pernah duduk di DPRD Provinsi Bengkulu mengatakan ada beberapa tips untuk menghindari jeratan korupsi di legislatif.
"Biasanya pada pembahasan materi yang rawan jeratan korupsi, kami mencantumkan dalam risalah hasil keputusan tentang sikap kami terhadap keputusan itu," katanya.
Ia mencontohkan program pengembangan tanaman jarak senilai lebih Rp7 miliar pada periode 2004 hingga 2009 di DPRD Provinsi Bengkulu, ia dan beberapa anggota legislatif menyatakan tidak setuju dengan proyek itu.
Buktinya kata dia, saat ini proyek tersebut tidak berbekas alias gagal total dan tidak ada pertanggungjawaban anggaran miliaran rupiah tersebut.
Sementara calon anggota DPRD Kota Bengkulu dari PKB Isti Januarini mengatakan tidak ada niat untuk meraup keuntungan dari kursi legislatif.
"Niat saya dari awal memang untuk menyuarakan aspirasi masyarakat, karena saya juga mendaftar sebagai caleg karena dorongan teman-teman pedagang di pasar subuh," katanya.
Ia menilai perilaku korupsi tidak terlepas dari karakter setiap individu, untuk itu ia mengatakan para pemilih perlu mengenal caleg yang akan dipilih, sehingga tidak terjaring anggota legislatif koruptor.***1***
Legislator perempuan relatif lebih bersih dari korupsi
Jumat, 28 Maret 2014 13:42 WIB 2549
Perempuan relatif lebih bersih korupsi karena ada nilai-nilai baik yang menjadi karakter dasar perempuan..."