Rejanglebong (Antara) - Harga jual karet yang dihasilkan petani di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu saat ini tidak kunjung naik dan bertahan di kisaran Rp6.000 per kilogram untuk karet harian serta karet bulanan Rp8.000 per kilogram.
"Harga jual karet di pedagang pengepul tingkat kecamatan saat ini paling tinggi Rp6.000 per kilogram, sedangkan untuk karet bulan per kilogramnya berkisar Rp8.000, harga karet ini tidak pernah naik sejak satu bulan belakangan," kata Heriyanto (47) petani karet asal Kecamatan Padang Ulak Tanding, di Rejanglebong, Sabtu.
Harga jual karet masyarakat setempat kata dia, pada awal 2014 lalu sempat naik hingga Rp9.000 per kg untuk karet harian dan karet bulanan mencapai Rp13.000 per kg, namun harga tersebut tidak bertahan lama dan kembali turun di kisaran Rp6.000 per kg.
Penurunan harga jual karet ini tambah dia, sangat memberatkan petani mengingat harga kebutuhan pokok saat ini mulai naik sedangkan produksi karet hasil sadapan mereka per harinya mengalami penurunan seiring datangnya musim hujan sejak sepekan terakhir.
Karet yang dihasilkan petani setempat selain dijual kepada pedagang pengepul di Kecamatan Padang Ulak Tanding kata dia, juga dipasarkan ke sejumlah pool karet yang ada di Kota Lubuklinggau dan bahkan bagi petani karet yang sudah mapan dan memiliki armada angkutan menjual karet mereka langsung ke pabrik pengolahan karet yang ada di Kota Bengkulu maupun di Kota Palembang, Sumsel.
Sementara itu hal yang sama juga diutarakan Aidil (34) warga Kecamatan Kota Padang, dan berharap harga karet dapat normal kembali, karena saat ini mereka sedang membutuhkan banyak biaya untuk pemenuhan keperluan hidup sehari-hari yang dalam beberapa hari ini mulai mengalami kenaikan serta untuk pembiayaan sekolah anak-anak mereka.
"Kami berharap harga karet ini dapat normal kembali, karena harga kebutuhan pokok sekarang sudah naik semua sehingga pendapatan sudah tidak seimbang dengan pengeluaran sehari-hari baik untuk makan, minum maupun untuk biayai sekolah anak-anak yang sebentar lagi akan ujian," ujarnya. (Antara)