Palembang (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) melalui Pertamina Integrated Terminal Palembang bekerjasama dengan Kelurahan Mariana, Kabupaten Banyuasin membangun program Gerakan Wanita Tanam Sayuran yang diketuai oleh Rahmawati, berinisiatif mengolah sayuran menjadi makanan pendamping balita.
Gerakan Tanam Sayuran ini juga berawal dari tingginya angka stunting atau kekerdilan anak di Provinsi Sumatera Selatan, penanganan stunting juga menjadi salah satu fokus program di Sumsel sebab berdasarkan data dari Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyatakat (e-PPGBM) jumlah balita yang mengalami stunting dan gizi buruk di daerah ini mencapai sebanyak 11.863 orang dengan rincian 10.169 stunting dan 1.694 balita gizi buruk pada tahun 2020.
“Bersama Kelompok Hidroponik LPP Kelas II A Kota Palembang yang tergabung dalam Program GERTAS (Gerakan Wanita Tanam Sayuran) berinovasi untuk mengolah sayuran menjadi biskuit sayuran untuk balita sebagai salah satu makanan pendamping,” ujar Ketua Gerakan Wanita Tanam Sayuran yang Rahmawati.
Biskuit sayuran tersebut kemudian dibagikan kepada Puskesmas di sekitar wilayah operasional Pertamina Integrated Terminal Palembang. Hal ini merupakan upaya kontribusi Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel dalam penanganan stunting di Sumatera Selatan.
“Program ini merupakan bentuk komitmen Pertamina dalam menurunkan angka stunting di Provinsi Sumatera Selatan, serta menciptakan Generasi Bebas Stunting dikemudian hari," jelas Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan.
Kelompok Hidroponik Mariana terus berinovasi dengan membuat produk-produk olahan sayuran organik dan menghasilkan produk makanan seperti pempek warna-warni, biskuit sayuran sebagai makanan pendamping balita dan keripik sayuran.
Program Gerakan Wanita Tanam Sayuran merupakan salah satu program unggulan dari Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Palembang yang diikutsertakan dalam kegiatan Proving League, Sabtu (23/07). Kegiatan Proving League diikuti oleh 22 Perusahaan yang telah mendapatkan PROPER Emas atau Kandidat Emas Tahun 2021.
“Harapannya kami dapat terus berinovasi, selain menghadirkan makanan pendamping dari sayuran juga dapat menghadirkan produk makanan sehat lainnya guna mendukung penurunan angka stunting,” tutup Rahmawati.
Menurut survey status gizi balita Indonesia Tahun 2019, yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Satu dari empat anak Indonesia di bawah usia lima tahun menderita stunting. Stunting sendiri merupakan kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama. (Rel/I016)
Gerakan wanita tanam sayuran upaya bebaskan generasi stunting
Sabtu, 23 Juli 2022 22:15 WIB 1051